Nikah Mu'tah : Analisis Perbandingan Hukum Antara Sunni & Syi'ah

Nikah mut'ah harus dipertimbangkan secara matang dan sebijaksana mungkin apakah dapat dijadikan sebagai dasar bolehnya nikah mut'ah seperti yang dikatakan sebagian besar ulama Syi'ah, terutama Syi'ah Imamiyah dan Rafidhah.


Di samping itu ulama Sunni sepakat (ijma'), nikah mut'ah sebagai salah satu bentuk nikah yang diharamkan dalam Islam berdasarkan Alqur'an, hadis-hadis shahih dan akal. Dalam pandangan mereka bahwa di dalam Alqur'an nikah yang diperintahkan (dibolehkan) adalah nikah permanen, hadis Rasul juga menunjukkan keharamannya dengan ungkapan penegas "sampai hari kiamat" dan alasan logika lainnya.


Hukum nikah mut'ah ini selalu melahirkan perbedaan pendapat yang prinsipil dan tajam antara ulama Sunni dan Syi'ah. Para ulama Sunni memandang nikah mut'ah itu haram hukumnya buat selama-lamanya meskipun dahulu pernah dibolehkan Nabi tapi pembolehan itu telah di-nasakh buat sepanjang masa sedangkan para ulama Syi'ah nikah mut'ah tetap dibolehkan sepanjang masa dengan ketentuan- ketentuan yang telah ditetapkan.

Alasan dari dua kubu ini (membolehkan dan tidak) tentang nikah mut'ah akhirnya menjadi pembahasan/perselisihan yang serius bagi kedua belah pihak sampai saat ini, khususnya bagi kaum muslimin pada umumnya.


Buku ini mencoba membahas dan menganalisis perbedaan pendapat kedua kubu tersebut berdasarkan Alquran dan Hadis sebagai suatu studi perbandingan dan dapat menjadi rujukan bagi para pengkaji fikih perkawinan khususnya dan keislaman pada umumnya.