Ibrahim Rindu Allah

DESCRIPTION

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. (QS. Ali Imran [3]: 67).

Inilah sebuah novel yang sangat inspiratif dalam membangun kehidupan penuh ketaatan kepada Allah Swt. Di dalamnya diangkat kisah heroik dan begitu menyentuh tentang perjalanan seorang hamba pilihan Allah yang membebaskan manusia dari gulita kesyirikan menuju benderang cahaya peradaban tauhid. Dialah, Nabi Ibrahim As.!

Kisahnya yang sangat legendaris atas liku-liku pencariannya dalam menemukan keyakinan akan adanya Sang Pencipta alam semesta yang perlu disembah seluruh makhluk di jagat raya ini, benar-benar membuat beliau layak digelari Bapak Tauhid!

Keyakinan Nabi Ibrahim bukan tanpa ujian. Dakwahnya pun bukan tanpa tantangan. Ia harus berhadapan dengan Raja Namrudz dan pengikut-pengikutnya yang zhalim, termasuk berhadapan dengan keyakinan ayahnya yang masih taat menganut kepercayaan lama yang dianggapnya sesat. Ujung-ujungnya tentu saja sebuah hukuman sangat mengerikan harus dialaminya, yakni: dibakar hidup-hidup!

Sungguh, membaca novel ini dapat menjadikan kita teguh dalam menggenggam kebenaran; sebuah sikap yang sangat penting dalam kehidupan sekarang, di mana berhala-berhala Namrudzmeski dalam bentuk laindan para penyembahnya, mulai bermunculan di sekitar kita! Waspadalah! Dan
Selamat membaca!

REVIEW Ibrahim Rindu Allah

Oleh : aaputra, 16 Agu 2012-17:35:06

Rating

Bagi saya cukup sulit untuk menemukan sebuah biografi atau sejarah kehidupan Nabi Ibrahim dalam bahasa Indonesia. Setelah mencari-cari dan kemudian melihat buku ini, saya tertarik dengan penyajiannya dalam bentuk novel setebal 435 halaman yang menurut saya cukup memuaskan untuk menceritakan sejarah Nabi Ibrahim.

Buku ini memuat sejarah yang cukup lengkap dari mulai awal kebudayaan Mesopotamia dimana bangsa-bangsa ini pada saat itu memiliki peradaban yang sangat maju hingga Nabi Ibrahim dilahirkan dan kemudian mencari kebenaran-kebenaran tentang eksistensi Tuhan. Kisah-kisahnya tentu sangat terkenal dan sering diceritakan dalam Kitab Suci Al-Qur'an. Buku ini menyajikan kisah-kisah tersebut layaknya sebuah cerita yang mengalir sehingga sangat menarik untuk disimak dari awal membaca hingga akhir.

Buku ini juga memuat kisah yang sangat inspiratif tentang kisah perjalanan dalam mencari Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta walaupun pada awalnya Nabi Ibrahim sempat mengira bahwa Tuhannya adalah bulan, matahari, atau bintang. Namun kesalahan di awal itu tidak apa-apa. Dan pada akhirnya Nabi Ibrahim menemukan Sang Tuhan Sejati yang selama ini dicarinya. Dalam kisah ini juga mengajarkan kepada kita bahwa beragama yang benar justru harus menggunakan akal sehat dan mengedepankan sikap berpikir kritis akan segala sesuatu sehingga, dalam beragama kita tidak begitu saja percaya dan menelan mentah-mentah dogma atau doktrin yang terkadang justru dapat menyesatkan. Selain itu dalam kisah ini Nabi Ibrahim sangat jelas memberikan contoh bagaimana berserah diri kepada Tuhan dengan terus tetap berusaha dalam menghadapi cobaan yang diberikan.

Gaya bahasanya sangat mudah dipahami dan mengalir layaknya sebuah novel yang menarik. Isi tiap bab yang tidak terlalu panjang mempermudah pembaca dalam mengikuti alur setiap bagian cerita. Pada buku ini juga dicantumkan catatan-catatan kaki yang menjelaskan bagian-bagian sejarah secara mendetail beserta sumbernya sehingga semakin menambah wawasan kita. Menurut saya, buku ini layak dibaca oleh anak-anak menginjak usia remaja hingga dewasa. Namun buku ini juga memiliki kelemahan pada cetakannya yang kurang baik serta masih terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan.

Buku ini saya rekomendasikan khususnya bagi pembaca yang tertarik oleh kisah pergulatan hidup Nabi Ibrahim dalam perjalanan spiritualnya mencari Tuhan. Pantaslah seorang Nabi Ibrahim disebut sebagai bapak Agama yang telah melahirkan agama monoteisme pertama -Yahudi, Nasrani, dan Islam - oleh nabi-nabi keturunannya setelah sekian lama hilang sepeninggal Nabi Nuh.