Seruan Untuk Keadilan. Tragedi Bangsa Palestina

  • Cover Seruan Untuk Keadilan. Tragedi Bangsa Palestina
Rp 135.000
Hemat Rp 13.500
Rp 121.500
Judul
Seruan Untuk Keadilan. Tragedi Bangsa Palestina
Penulis
No. ISBN
-
Penerbit
Tanggal terbit
April - 2015
Jumlah Halaman
367
Berat
500 gr
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
-
Kategori
Sosial-Politik
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Lokasi Stok
Gudang Penerbit icon-help
Stok Tidak Tersedia

DESCRIPTION



Seruan untuk Keadilan. Tragedi Bangsa Palestina
Een schreeuw om recht. De tragedie van het Palestijnse volk
Dries van Agt.
Dukungan seorang mantan perdana menteri Belanda kepada Palestina


Buku yang berjudul asli Een schreeuw om recht. De tragedie van het Palestijnse volk ini lahir lantaran di Belanda, dan juga di belahan dunia lainnya, masih banyak yang belum paham akan nasib sesungguhnya bangsa Palestina pasca-Perang Dunia Kedua dan ketidakadilan dan penderitaan luar biasa yang dialami bangsa ini hingga kini. Semangat yang melandasi buku ini ialah keyakinan bahwasanya semua insan di dunia ini duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. HAM bersifat universal: ia mesti dijunjung, kapan saja dan di mana saja, termasuk dalam konflik Israel-Palestina.

Hanya penyelesaian yang adil yang berlandaskan hukum internasional atas konflik ini yang bisa menciptakan perdamaian yang didamba-dambakan di Israel, di Palestina, maupun di belahan dunia lainnya.

Konflik Israel-Palestina

Selama berabad-abad Palestina merupakan bagian dari Kerajaan Ottoman. Ketika setelah Perang Dunia Pertama Kerajaan Ottoman ambruk, pecahannya jatuh ke tangan kekuatan kekuatan Eropa. Liga Bangsa-Bangsa, pendahulu Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), mengamanahkan mandat Palestina kepada Inggris Raya. Pada waktu itu, yaitu sekitar 1920- an, penduduk Palestina terdiri dari kurang lebih 90% orang Palestina.

Dalam periode antara Perang Dunia Pertama dan Perang Dunia Kedua banyak orang Yahudi bertolak ke Palestina lantaran sentimen antisemitisme yang berembus di Eropa. Perburuan keji atas orang Yahudi yang berlangsung selama Perang Dunia Kedua berujung dengan eksodus ke luar Eropa pada 1940-an. Alhasil perbandingan populasi antara orang Palestina asli dan orang Yahudi pendatang menjadi semakin timpang dan gesekan pun tidak terelakkan.

Karena merasa gerah, pada 1947 Inggris Raya menyerahkan Palestina kepada PBB, yang lantas menggodok rencana untuk memecahkan Palestina menjadi dua negara: satu untuk bangsa Yahudi dan satu untuk penduduk asli Palestina. Dalam rencana tersebut, orang Yahudi akan mendapat 55% wilayah Palestina, bangsa Palestina mendapat 42%, dan sisanya, termasuk Yerusalem, akan berada di bawah mandat internasional. Pembagian tersebut tidak adil karena pada waktu itu penduduk wilayah tersebut terdiri dari 30% orang Yahudi dan 70% orang Palestina. Lagi pula, pada 1947 hanya 7% wilayah yang ditempati masyarakat Yahudi. Maka itu, tidak mengherankan ketika bukan saja bangsa

Palestina namun juga negara-negara Arab yang menolak usul PBB tersebut. Ketika pada 14 Mei 1948 David Ben-Gurion memproklamasikan negara Israel, perang meletus dengan bangsa Arab. Selama peperangan, tentara Israel mencaplok banyak wilayah yang sesungguhnya diamanahkan PBB kepada bangsa Palestina. Pada 1949, Israel menguasai 78% wilayah. Akan tetapi, sedari April 1948, jadi bahkan sebelum negara Israel diproklamasikan, milisi Zionis telah mulai merebut wilayah dan mengusir penduduk Palestina. Pada akhir perang, sekitar 750.000 orang Palestina telah diusir atau mengungsikan diri. Untuk mencegah mereka pulang kampung, kelompok pejuang Israel meluluhlantakkan ratusan desa Palestina.

Pada 1967, Israel merebut sisa wilayah Palestina (22%). Mulai saat itu, pendudukan Yerusalem Timur, Tepi Barat Sungai Yordan, dan Gaza mulai berlangsung. Akibatnya, lagi-lagi ratusan ribu orang Palestina mengungsikan diri. Saat ini mereka adalah populasi pengungsi terbesar dunia. Resolusi PBB telah dengan tegas menyatakan bahwa orang Palestina yang terusir maupun yang mengungsikan diri (1948-1949 dan 1967) berhak untuk pulang. Israel tidak menggubrisnya.

Bahwasanya Israel cuek atas hukum internasional juga tercermin dalam beleid kolonisasi. Wilayah pendudukan sudah dihuni oleh lebih dari 450.000 orang Israel. Suatu jaringan jalan telah dibangun sebagai penghubung antarpermukiman dan dengan wilayah Israel. Jalan tersebut hanya boleh digunakan oleh para kolonis dan tentara pendudukan; orang Palestina dilarang mengaksesnya. Dengan demikian Tepi Barat Sungai Jordan telah tercabik menjadi sejumlah potongan.

Alhasil Tepi Barat yang sudah tercabik itu tidak memungkinkan lagi dijadikan suatu negara Palestina, yang tampaknya memang menjadi tujuan beleid kolonisasi tersebut. Pendirian permukiman-permukiman yang dihuni oleh warga negara pendudukan bertolak belakang dengan hukum internasional. Israel secara hukum telah mengambil Yerusalem Timur jantung sosial, ekonomi, dan budaya bangsa Palestina. Tidak satu pun negara di dunia yang mengakui aneksasi tersebut. Yang mengherankan ialah bahwa kolonisasi tetap berjalan selama berlangsungnya perundingan perdamaian Oslo antara 1993 dan 2000. Meskipun perundingan tersebut berlandaskan asas negara untuk perdamaian, permukiman-permukiman malah berlipat ganda dari segi luas maupun penduduk justru dalam kurun waktu itu. Hal itu menjadi sebab utama proses perdamaian kandas pada 2000. Pada 2003 Israel mulai mendirikan barier raksasa (Tembok). Pendiriannya, yang sebagian besar dilangsungkan di atas wilayah pendudukan dan sebagian malah masuk jauh ke dalam wilayah tersebut, lagi-lagi pelanggaran blakblakan atas hukum internasional. Mahkamah Internasional, pengadilan tertinggi dunia, telah memutuskan (pada 9 Juli 2004) bahwa Israel harus segera menghentikan pembangunan Tembok dan merobohkan yang sudah terlanjur

WHY CHOOSE US?

TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Sosial-Politik terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya

Produk digital

Buku sejenis lainnya

WorkLess, EarnMore the trilogy Part 1
Buku Who The Hell Are You? Buku Personal Branding
Buku pengembangan Diri Januari 2020
Buku Populer & Terlaris 2020