Malaikat

Cerita tentang persahabatan yang sangat menyejukkan. Sesejuk letupan konfl ik, humor, dan drama perjalanan Agra dan Abith, yang sebagian orang memanggilnya bromance. Sungguh novel yang ringan dan menyenangkan dari Arus. Tapi sekaligus membuat haru karena ketulusan tokoh-tokoh di dalamnya. Tak perlu mati dulu untuk bertemu malaikat, selama punya orang-orang yang cinta kita dan kita cintai, sesungguhnya kita sudah hidup bersama malaikat. Tika Panggabean

Membaca tiap lembar dan memvisualisasikan Malaikat di imajinasi, cukup sejenak membuat lupa untuk berkedip. Cerita tentang persahabatan dan cinta yang nyata dan dekat di sekitar kita. Sayangnya, banyak orang yang masih menutup mata. Siapa pun pasti iri melihat tokoh-tokoh adorable di novel ini saling menyelamatkan dan membahagiakan. Pasti laris, Arus! Chevrina Anayang, Penyanyi

***

Kesempatan kedua enggak bisa jamin seseorang jadi lebih baik. Kesempatan kedua cuma akan melahirkan kesempatan ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya. Ujar Agra. Kesempatan terakhir? Tanya Abith.

Semesta enggak mungkin membiarkan kita bersama sejauh ini untuk dipisahkan. Aku nggak peduli. Kalau kamu mau jadi pendamping hidup di sisa hidup aku ke depan, apa yang di belakang enggak lagi penting untuk aku. Malaikat itu akhirnya menemukan gandum-nya.