Kronik Betawi

  • Cover Kronik Betawi
Rp 40.000
Hemat Rp 2.000
Rp 38.000
Judul
Kronik Betawi
Penulis
No. ISBN
978
Tanggal terbit
Juni - 2009
Jumlah Halaman
268
Berat
-
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
135x200mm
Kategori
Sosial-Budaya
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Lokasi Stok
Gudang Penerbit icon-help
Stok Tidak Tersedia

DESCRIPTION


Menyebut nama Betawi selalu mengingatkan kita pada bermacam-macam stigma negatif. Laki-lakinya tukang kawin, perempuannya pasrah, pendidikan tidak penting, dan anak mudanya ketinggalan jaman. Tapi benarkah demikian? Novel Kronik Betawi karya Ratih Kumala ini bercerita tentang perjalanan kota Betawi dan anak daerahnya menghadapi modernisasi dan menepis berbagai persepsi miring terutama dari para pendatang. Kerelaan berbagi dengan kaum pendatang dalam mengais rejeki di ibukota ternyata tidak sebanding dengan dampaknya. Kota Jakarta bagai bukan milik penduduk aslinya lagi. Diceritakan, pembangunan yang sembarangan dan pertumbuhan permukiman bahkan telah menghilangkan asal-usul serta sejarah beberapa tempat. Novel ini khas Betawi. Menghibur, menyindir, dan ceplas-ceplos. Sebuah pengingat, dokumentasi, dan apresiasi bagi nilai-nilai dan keluhuran budaya Betawi yang patut dibanggakan.

REVIEW Kronik Betawi

Oleh : f3r1n4, 22 Apr 2010-22:25:35

Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating
Seru banget baca buku ini, mirip-mirip nonton Si Doel Anak Sekolahan. Tapi, menurut saya, malah lebih bagus baca buku ini daripada nonton sinentronnya yang suka muter-muter.

Cerita tentang sebuah keluarga Betawi asli. Juned dan Ipah, punya tiga anak: Jaelani, Jarkasi dan Juleha. Nanti, cerita ketiga anak ini lebih mendominasi dalam buku ini. Juned dan Ipah hanya diceritakan sebagai latar belakang, asal-usul dari ketiga anak Betawi ini.

Jaelani, anak yang tertua, punya usaha sapi perah, warisan dari Babe-nya yang dulu jadi tukang antar susu orang Belanda. Karena si Babe berhasil menyelamatkan orang Belanda itu, makanya pas si Tuan Kompeni balik ke kampung halamannya, sapi-sapi perahnya ditinggalkan untuk Juned, yang akhirnya diturunkan ke Jaelani.

Jaelani punya tiga anak – Juned, Japri dan Enoh. Jaelani kepengen mewariskan peternakan sapinya untuk Juned dan Japri, tapi, ternyata, dua anak laki-laki itu lebih milih jadi tukang ojek. Untung ada Fauzan, anak laki-laki dari pernikahan keduanya, yang jadi tumpuan harapannya. Si Fauzan nih, mirip-mirip si Doel deh… bakal jadi ‘Tukang Insinyur’.

Sementara Jarkasi, meskipun gak ada darah seni yang mengalir dari orang tuanya, ternyata dia lebih tertarik ngurusin lenong dan gambang kromong, berusaha melestarikan budaya yang nyaris punah itu. Untung anak semata wayangnya, Edah, suka ikut nari-nari, meskipun dilarang sama Enden, ibunya.

Lain lagi dengan Juleha, anak perempuan satu-satunya dari Juned dan Ipah. Istri seorang kyai kondang, tapi gak menyangka hidupnya akan dimadu, karena setelah menunggu sekian lama, Juleha tak kunjung hamil. Maka, Ji’ih, sang suami, dengan dalih menolong janda pun menikah lagi.

Ceritanya sederhana, tentang keluarga Betawi, bergulir dengan lancar, dari hari ke hari. Mengangkat masalah: orang Betawi asli yang justru tersingkir dari ‘rumah’nya sendiri, kebudayaan Betawi yang makin lama makin tenggelam, lalu sifat-sifat orang Betawi yang ‘katanya’ malas (dicontohin sama Japri dan Juned), yang ‘katanya’ suka kawin (contohnya suaminya Juleha, si Ji’ih). Tapi, bisa ‘dipatahkan’ oleh Jaelani yang setia sama mendiang istri pertamanya dan susah banget untuk cari istri lagi meskipun udah dijodoh-jodohin, lalu, Salempang, suami Juleha, yang ternyata rajin, alim dan baik banget.

Ironis banget emang jadi orang Betawi kadang-kadang. Yang ‘punya kampung’, yang katanya punya Jakarta, tapi terkaget-kaget dengan perkembangan Jakarta yang pesat banget (seperti Jaelani, Juleha yang terkagum-kagum waktu liat banyak gedung tinggi, atau rumah lama mereka yang udah jadi ruko).

Membaca buku ini, saya gak perlu membayangkan atau mencoba mencari visualisasi yang ribet. Sepertinya, mereka ada di sekitar saya (berhubung saya juga pernah tinggal di daerah Tebet, ketika masih banyak tetangga saya yang orang Betawi asli). Bahasa percakapan dalam bahasa Betawi bikin saya juga senyam-senyum. Hmmm… saya jadi inget pernah baca buku yang isinya, baik narasi atau percakapannya dalam bahasa Betawi totok dan… saya bingung… hehehe… (gambang kromong, kalo gak salah judulnya…)

WHY CHOOSE US?

TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Sosial-Budaya terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya

Produk digital

Buku sejenis lainnya

Buku terbitan Gramedia Pustaka Utama lainnya:

WorkLess, EarnMore the trilogy Part 1
Buku Who The Hell Are You? Buku Personal Branding
Buku pengembangan Diri Januari 2020
Buku Populer & Terlaris 2020