Demokrasi Bukan Basa-basi

DESCRIPTION

"Reformasi ternyata juga melahirkan orang-orang muda seperti Bung Zaenal yang bertekad mengawal demokrasi dengan berpikir kritis. Pengamatannya yang tajam dan gaya tulisannya yang lincah menambah khazanah pemikiran orang muda dalam era reformasi. Membaca buku ini membuat kita optimis bahwa transisi demokrasi yang kita jalani akan berujung pada demokratisasi yang terkonsolidasi dan stabil."
(Andi A. Mallarangeng, Juru Bicara Presiden)

"Apabila kita simpulkan dari tulisan-tulisan Zaenal yang berkaitan dengan tema transisi demokrasi dapat dikatakan bahwa dalam masa transisi ini telah terjadi apa yang dinamakan sebagai disorientasi makna demokrasi, dimana demokrasi dipahami bukan sebagai mekanisme-proses, tetapi sebagai tujuan (ultimate goal) itu sendiri."
(Lili Romli, Peneliti LIPI)

"Buku ini tidak hanya enak dibaca, tapi juga perlu sebagai bahan perenungan bagi siapa saja yang membacanya. Para politisi, akademisi dan birokrat wajib membaca buku ini, karena di dalamnya merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada Presiden SBY selama memimpin. Pembahasan mengenai kinerja ekonomi selama era SBY layak digarisbawahi, karena selain dikupas lebih menyeluruh (tidak sepotong-sepotong), tetapi juga menghadirkan optimisme bagi bangsa ini"
(Eko B. Supriyanto, Penanggung Jawab/Wakil Pemred InfoBank)

Zaenal A Budiyono, biasa disapa Zaenal adalah seorang yang menggemari isu-isu mengenai kebangsaan, nasionalisme, demokrasi dan kemanusiaan. Lahir dan besar di Jepara, menyelesaikan pendidikan pada jurusan Ilmu Politik di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta. Memiliki pengalaman sebagai aktivis mahasiswa dan LSM. Tercatat pernah mengenyam pendidikan gerakan mahasiswa di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan juga menjadi Presidium Nasional Ikatan Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik se-Indonesia (ILMISPI). Pengalaman di LSM salah satunya diperoleh di International IDEA, sebuah organisasi nir-laba pendorong demokrasi global yang berpusat di Swedia. Zaenal kini bekerja sebagai analis politik di Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Sosial. Selain itu juga menjadi Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC), Jakarta dan pendiri Kaum Muda Indonesia (KMI). Menulis puluhan opini di berbagai media, selain telah menyelesaikan beberapa buku.