Ya Allah... Tahu-tahu Kini Saya Telah tua!

DESCRIPTION

Saat kutatap wajah di cermin pada pagi ini, subhanallah! Telah sangat banyak uban di kepalaku. Kulit muka ini pun mulai berkerut-kerut dimakan usia. Berapakah usiaku kini? Astaghfirullah..., tahu-tahu kini aku telah berumur lebih dari 40 tahun, lebih dari 50 tahun, bahkan lebih dari 60 tahun.

Penyakit pun mulai gencar menyerangku. Tenaga pun mulai lemah. Jalan pun mulai kesemutan. Pandangan pun mulai kabur. Ingatan pun mulai lemah. Semua yang dulu kuat, tangkas, gagah, tampan, cantik, memikat, kini hampir sempurna meninggalkanku. Lalu, mungkin esok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau tahun depan, aku pun meregang mati. Dibuang sendiri oleh keluargaku tercinta ke liang lahat yang dingin, sepi, dan gelap. Ya Allah, rasanya baru kemarin aku masih bocah, lalu menjadi remaja, mulai merasakan jatuh cinta, kemudian bekerja, dan menikah. Tapi kini, di sekelilingku telah banyak anak-cucu yang gagah laksana aku dulu.

Ya Allah, tahu-tahu kini aku benar-benar telah tua, tanpa pernah kusadari sejak dulu bahwa hari ini pun akhirnya menimpaku, sebagaimana masa tua juga telah menimpa bapakku dan kakekku yang kini telah tiada.

***

Sungguh, betapa nisbinya hidup manusia di hadapan kuasa Allah. Waktu kecil, muda, tahu-tahu kini telah beranak-pinak, lalu jadi kakek-nenek, sebentar lagi mati. Kita tersentak menyadari diri ini sebentar lagi akan mati. Lalu, apa yang telah kita siapkan selama masa muda, dewasa, dan tua ini, untuk menghadap Allah, memasuki rumah abadi di akhirat?

Buku ini mengetuk nurani setiap muslim/muslimah untuk tidak hanyut dalam gelegar kemilau duniawi semata, bahwa rotasi umur di bumi ini sungguh hanya sementara, sangat singkat, dan tandu kematian yang segera berkunjung ke rumah kita akan menghantar memasuki pintu kebahagiaan atau penderitaan abadi di hadapan Allah. Mengerikan sekali, ya Allah...!