Neuro Leadership in Action

Bravo Pak Roy, ini adalah buku yang sungguh dinantikan masyarakat dan bermanfaat untuk mengasah leadership bangsa, yakni dengan mengoptimalkan fungsi dan kapasitas otak manusia yang kaitannya erat dengan era 4.0 yang augmentative dan intelligence. Pak Roy adalah pakar leadership yang visioner dan memiliki falsafah kearifan yang tinggi. Selamat dan saya bangga.

Kita tak bisa menyelesaikan persoalan baru dengan cara lama, termasuk kepemimpinan. Dunia yang kita hadapi saat ini penuh dengan gejolak (volatility), ketidakpastian (uncertainty), keruwetan (complexity), dan ketidakjelasan (ambiguity). Irasionalitas dan emosionalitas memunculkan banyak disrupsi, padahal otak sudah bias emosi.

NeuroLeadership in Action adalah jawaban atas berbagai persoalan ini. Buku ini merupakan panduan bagi para leader untuk mentransformasi emosi dari destruktif menuju konstruktif. Dalam bahasa neurosains, seorang leader di era VUCA harus: (1) proaktif dan selalu mendayagunakan smart-lymbic, hingga pada tahap habit; (2) memiliki kecerdasan dan kebiasaan membangun tim. Sebab, single sytfem tidak mampu lagi mengatasi dunia yang semakin kompleks. Kita akan dihadapkan dengan banyaknya key tfakeholders dengan kepentingan yang makin beragam dan makin irasional. (3) selalu melakukan inovasi dalam segala hal.

Jadi, judul tematik buku ini adalah Three Habits of NeuroLeadership in Action. Ini semua adalah hasil refleksi total penulisnya -- refleksi intelektual, emosional, spiritual -- atas enam tahun perjalanannya mempelajari NeuroLeadership dari banyak guru -- salah satunya David Rock, dari berbagai riset, dan tentu saja dari riset pribadinya di dunia kepemimpinan di Indonesia.