Display Buku
My Beautiful Sunrise
 
Rp 54.000
Hemat Rp 2.700
Rp 51.300

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari Juny_Zalisa
 
  08 Apr 2014 - 21:11:43

Isi Resensi :
Rencana Tuhan yang Terbaik


“Aku mungkin tak mengenalnya, tetapi akan terus mengingatnya” Tak setiap cinta akan berakhir dengan kebahagiaan. Mungkin banyak orang yang berhasil dengan cinta yang mereka miliki, namun tak sedikit juga yang harus rela mengenyam pahit akibat cinta yang pernah bersemi di hati mereka. Kisah Indah dan Satria adalah contoh konkret dari pernyataan kedua. Kisah yang berakhir 4 tahun silam dalam novel My Perfect Sunset oleh seorang Kyria. Ia kembali bermain dengan imajinasinya untuk memuaskan para pembaca yang masih haus akan kisah yang belum menemukan titik tamatnya, sehingga My Beautiful Sunrise hadir memberikan kisah-kisah selanjutnya yang akan menyelesaikan pertemauan Indah dan Satria dalam My Perfect Sunset. Jalan hidup adalah sebuah pilihan, bahkan saat kita berada di titik terendah kehidupan, kita juga dipaksa untuk memilih. Sebuah pilihan yang diambil oleh seorang Indah, sang fotografer, untuk hidupnya dan cintanya. Sebuah penyesalan atas penghianatan yang ia lakukan terhadap kekasihnya Kevin yang berakhir dengan hembusan nafas terakhir Kevin, membuat ia menghukum dirinya sendiri dengan tidak pernah menerima cinta siapapun. Indah melepaskan cinta yang ia miliki untuk Satria, membiarkan petinju itu pergi dengan membawa sakitnya cinta yang tak terbalaskan. 4 tahun bukan waktu yang singkat untuk dilalui. Indah dan Satria menata kembali hidup mereka yang baru dalam 4 tahun itu. Menggapai impian masing-masing, tanpa cinta, dan menjadi pribadi yang saling menyimpan luka di hati masing-masing. Pertemuan kembali Indah dan Satria yang kini telah menjadi petinju dunia, membuat pembaca mengerti bahwa ada luka dan penyesalan yang tak bisa dihapus oleh waktu. Bagaimanapun lamanya waktu berlalu dan usaha keduanya yang saling melupakan satu sama lain, tetap sebuah penjelasan yang dinanti untuk bisa meruntuhkan kebencian diantara mereka. Hal yang menyebalkan mengenai cinta, seseorang tidak pernah tahu apa dan bagaimana akan terjatuh kedalamnya. Dan yang lebih menjengkelkan lagi, tidak ada yang tahu cara untuk bisa terlepas dari jeratnya, bahkan setelah waktu berlalu sekian lama. (hal 19) Kenangan akan sosok Satria sama saja dengan membuka luka lama di hatinya dan membuat Indah membenci dirinya sendiri. Mengingat Satria, membuat Indah teringat akan dosa dan penghianatannya. (hal 28) Aliran emosi pada novel ini benar-benar menyeret pembaca untuk turut merasakan bagaimana kecamuk hati diantara dua insan itu. Berbagai rasa yang harus mereka redam, mulai dari amarah, kebencian, kerinduan, dan kepahitan. Namun ada bagian dimana Kyria membuat seluruh rasa itu tumpah begitu saja, yang membuat pembaca terbawa hanyut alirannya. Membaca My Beautiful Sunrise seolah sedang menonton adegannya di depan mata. Konflik yang dipadukan Kyria sungguh memukau. Tak sekedar melanjutkan alur My Perfect Sunset yang mungkin hanya akan terasa hambar, namun MBS bagaikan kisah baru yang utuh dengan sendirinya. Berbagai konflik antara tokoh dengan berbagai hal yang ada disekitar kehidupannya. Kyria membuat MBS benar-benar harus dinikmati pembaca. Alurnya yang tak hanya melulu membahas perasaan Indah dan Satria, namun malah diselipkan dengan adegan-adegan action yang ada di film detektif. Kasus-kasus kriminal yang dilakukan oleh adik Satria, malah menjembatani kedua insan itu untuk kembali harus bekerja sama dan melakukan flashback pada masa lalu mereka. Membuat keduanya menyadari bahwa mereka tak pernah bisa melenyapkan cinta yang mereka miliki. “Satria.” Indah menelan ludahnya, menatap lurus kepada Satria. “Kau… apakah kau sudah menemukan cinta lagi?” Satria balas menatap lekat, tersenyum tipis. “Ya, sudah. Aku telah menetapkan pada siapa hatiku berlabuh. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku.” Indah terkesiap, dengan segera ingatannya terlempar kepada Sinittha. Dia mengangguk perlahan. Satria keluar dari sana. Dari hidup Indah. (hal 217) Sebuah perpisahan yang sungguh tidak diinginkan oleh pembaca. Kyria masih senang menenggelamkan pembaca dalam permainan alurnya yang sungguh membuat pembaca ikut merasakan sendu, kerinduan, dan kegelisahan diantara keduanya. Namun kisah ini belum berakhir pada bagian itu, justru itulah titik awal mulainya kisah Indah dan Satria yang mengalir seperti didalam My Perfect Sunset. Dimana perjuangan cinta kembali muncul, dan kisah kisah lama harus terputar kembali. Bagian dimana Satria kembali menjadi Satria yang sama dihadapan Indah. Saat Indah memaksakan diri untuk mulai membuka hatinya pada cinta baru, justru Tuhan lah yang mengantarkannya kepada cinta sejatinya, Hardy Prasatria. Siapa sangka tingkah konyol dan aneh Satria tidak pernah berubah bahkan setelah ia menjadi juara tinju dunia. Malahan pernikahan romantis yang diimpikan Indah harus lenyap oleh kejutan-kejutan konyol Satria di hari pernikahan mereka. “Jika semuanya mulai kacau dan terjadi diluar perhitungan, itu bukan berarti kita tak bisa mendapatkan sunset yang sempurna. Itu berarti kita akan mendapatkannya dengan cara yang berbeda”
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]