Display Buku
Hafalan Shalat Delisa (Cover Lama)
 
Rp 50.600
Hemat Rp 2.530
Rp 48.070

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari lakaraza
 
  08 Jan 2011 - 19:01:10

Isi Resensi :
Belajar Ikhlas dari Seorang Bocah Kecil


Kisah yang sangat sederhana dengan latar belakang bencana tsunami enam tahun yang lalu di Lhok Nga, Banda Aceh. Dengan tokoh utama Delisa, seorang gadis kecil berusia enam tahun, novel ini menceritakan kisah tentang kanak-kanak, kisah tentang proses memahami, dan kisah tentang keikhlasan. Novel bercerita tentang sebuah episode kehidupan Delisa dalam menundukkan hafalan shalatnya. Itu dilakukannya untuk mendapatkan hadiah kalung emas dua gram dengan liontin huruf D untuk Delisa dari ummi-nya. Liontin itu juga yang sempat menyulut cemburu kakaknya Aisyah. Namun, sebelum ia bisa menunjukkan hafalan shalatnya kepada sang ummi, bencana tsunami pun datang menyapu semuanya. Akibatnya, Delisa kehilangan banyak hal; ummi dan kakak-kakaknya, serta sebelah kakinya. Namun, meskipun telah kehilangan segalanya, itu tidak membuat Delisa hancur. Hanya satu yang membuatnya sedih, karena kehilangan hafalan shalatnya. Sesuatu yang mungkin tidak akan menjadi prioritas bagi sebagian besar dari kita pada umur enam tahun ketika kehilangan semuanya. Novel ini menyampaikan kisah yang sangat bagus dijadikan contoh tentang arti ikhlas dalam hidup. Bagaimana seorang gadis kecil berupaya tegar di tengah prahara yang menimpanya ketika hidup ditinggal wafat oleh ibu dan kedua orang kakaknya. Namun, ia masih bisa bertahan dengan keikhlasan, dan akhirnya bisa mengerti dengan semua cobaan itu. Sungguh sebuah novel pembangun jiwa akan pentingnya ikhlas karena Allah SWT. Novel Tere Liye ini mengajarkan kita bagaimana bersikap ikhlas dalam beramal lewat tokoh Delisa. Bahkan, dengan seusianya yang masih kanak-kanak itu, Delisa bisa menunjukkan sikap memahami sang penciptanya. Pada akhir novel diceritakan penyebab hafalan shalat Delisa yang hilang. Karena sebelum bencana tsunami terjadi, ia menghafal bacaan shalat tersebut karena iming-iming hadiah, bukan karena ikhlas karena Allah. Ketika ia menyadari hal itu dan menyatakan tidak menginginkan hadiah kalung tersebut, bacaan shalat itu seolah-olah bicara padanya. Akhirnya Delisa bisa menyempurnakan shalatnya. Pada saat itulah Allah memberikan hadiah besar padanya. Ia menemukan jasad (tulang belulang) ummi-nya yang selama ini hilang akibat tsunami dalam keadaan memegang kalung yang akan dihadiahkan padanya itu. Kalung yang sempat hilang dari memorinya itulah yang kemudian mempertemukan Delisa kembali dengan ummi-nya meskipun dalam kondisi yang sangat mengejutkan. Begitulah ketegaran dan keikhlasan seorang anak berumur enam tahun yang kehilangan banyak hal berharga dalam hidupnya. Sebuah pelajaran yang mungkin tidak akan pernah terpikirkan oleh kita.
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]