Ijtihad Menggerakkan Potensi Dinamis Hukum Islam

Keengganan untuk bergaul secara intens dengan al-Qur'an merupakan faktor utama kemunduran umat Islam. Tidak ada pilihan bagi kaum muslimin, selain harus terus menerus berinteraksi dengan al-Qur'an, memahami dan mendalaminya berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan.

Selama ini, perubahan hukum dipahami hanya dipengaruhi oleh perubahan lokus dan tempus (ruang dan waktu). Pada perspektif kontemporer, perubahan hukum juga dipengaruhi oleh perubahan sistem pengetahuan. Perspektif ini tentu saja juga mempengaruhi mekanisme ijtihad. Fenomena pendapat lama (qawl qadim) dan pendapat baru {qawl jadid) pada asy-Syafi'i atau ijtihad-ijtihad 'Umar bin Khattab dalam masalah manajemen keuangan merupakan contoh yang sangat baik
menjelaskan hal ini.

'Abdul Karim Al-Khatib, dengan merujuk kepada nass, Sunnah, pendapat ulama mu'tabar, dan data-data historis yang kaya, menegaskan bahwa ijtihad adalah tugas niscaya umat Islam untuk menuju masa depan yang lebih bermartabat.