24 Purnama Di Negeri Ginseng

Buku yang sangat menarik. Penulis mampu menggambarkan apa yang dia rasakan selama di Korea. Membacanya seolah-olah saya sedang berada di sana. Buku ini bisa menjadi referensi bagi yang berminat melanjutkan studi di Korea Selatan.
- M. Taufiq Nuruzzaman, dosen Teknik Informatika UIN Yogyakarta
 
Buku ini benar-benar bisa membakar semangat adik-adik Indonesia yang punya mimpi untuk kuliah di luar negeri. Buku ini memberikan kesadaran bahwa siapa pun, asal mau berusaha, pasti Tuhan akan mewujudkan impian kita.
- Ardiansyah, Founder Ilmu Berbagi Foundation, peraih Kick Andy Heroes 2016


Ketika semua persiapan untuk berangkat ke luar negeri sudah lengkap, lalu bagaimana jika menjelang hari H, dokumen-dokumen yang paling dibutuhkan hilang?  Apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti itu? Apalagi, mengurus ulang dokumen butuh waktu yang tidak sebentar, bahkan tidak mudah.

Itulah hari yang kacau bagi Rischan Mafrur, yang nyaris gagal meraih beasiswa kuliah S2 di Chonnam National University, salah satu kampus bergengsi di Korea Selatan, gara-gara tasnya hilang selepas mengurus visa di Jakarta dalam perjalanan pulang ke Yogyakarta.

Bagaimana Rischan, si anak petani kampung itu akhirnya bisa mengurus kembali dokumen tersebut dalam waktu singkat? Apa yang membuat dia begitu yakin dengan ucapan kalau rezeki tak akan ke mana? Lalu, bagaimana dia dapat bertahan saat terkena cacar api ketika di Korea? Suka-duka, interaksinya dengan profesor kampus yang penuh disiplin, tentang menjadi minoritas, tips mendapat beasiswa, juga kisah cintanya, tersaji apik di dalam 24 Punama di Negeri Ginseng ini.

Selamat bermimpi, selamat menemukan yang kau cari!


Tentang Penulis

Rischan Mafrur adalah anak kampung. Lahir dan besar di Desa Pagergunung, di lereng Gunung Sumbing, Temanggung, Jawa Tengah. Kedua orangtuanya tidak memiliki latar belakang pendidikan, begitu juga dengan masyarakat di kampungnya, tetapi dia mempunyai mimpi yang sangat tinggi, yaitu mimpi bisa kuliah ke luar negeri.

Rischan menyelesaikan kuliah S1-nya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam waktu 3 tahun 4 bulan dan mendapatkan predikat sebagai lulusan terbaik dan tercepat Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga. Rischan kemudian melanjutkan S2-nya di Chonnam National University, Korea Selatan, dengan beasiswa riset (research scholarship). Saat ini Rischan sedang melanjutkan program Ph.D.-nya (S3) di The University of Queensland, Australia, dengan beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Rischan terdaftar sebagai awardee LPDP Batch III tahun 2016 (PK-85).

Rischan dapat dihubungi di: Twitter: @UstadzMafrur,
Facebook: Rischan Mafrur