#Galauisme [Bonus: Gantungan Kunci+Pembatas buku]

Gue sudah sampai pada titik pasrah. Rasanya sudah tak ada harapan lagi. Berkali-kali gue mencoba untuk menghubunginya, tapi operator selalu berkata, "nomor yang Anda tuju sedang selingkuh, cobalah setelah ia putus". Otak saraf gue sedikit terganggu menerima galau yang bertubi-tubi seperti ini. Gue jadi sering chating sama cowok ketimbang cewek. Sempat ada pemikiran untuk pindah haluan, tapi untung saja gue segera sadar bahwa cewek lebih layak gue cintai dari pada cowok.

Galauisme menceritakan kegalauan anak muda bernama Abib dalam menemukan cinta sejatinya. Mengawali perjalanan cinta di dunia maya yang absurd, membuatnya merasakan apa itu cinta walau hanya fiksi belaka. Setelah cukup mental di dunia maya, ia pun memulai petualangannya di dunia nyata. Ia selalu bermasalah dengan makhluk bernama cewek.

Bak kran air yang bocor, airnya akan terus mengalir. Sama halnya dengan Kisah cinta Abib, ia terus mengalir. Cerita cintanya, gak cuma ditolak, dikacangin, ditolak sama mantan, dibikin baper. Dan, semuanya berakhir dengan kegalauan. Perjuangan cinta dan galau tak terbatas dari situ, ada yang lebih akut saat menemukan cinta sejatinya, ia malah ditinggalin dengan perih. Duuhh, kebayang kan galaunya kayak gimana?

***

Baca novel kocak ini kamu bakal ngerasain yang namanya galau sampai akhir... Sebentar-sebentar ketawa, sebentar-sebentar sedih, sebentar-sebentar kzl, sebentar-sebentar geli, komplit deh! Tapi jika membaca novel ini dijamin kalian akan gagal galau, sebab penulis membalut kegalauannya dengan bumbu-bumbu komedi. Ada banyak hal-hal kocak yang terjadi selama kegalauan tersebut.

Galau bukanlah hal yang menyenangkan dan tak mudah untuk ditinggal kan. kata demi kata dibuku ini       menjadikan kita lupa kalau galau itu ada. (Fajar Bustomi, sutradra Dilan)

"Galau gak selamanya pait kayak empedu. Ada happy and lucunya kayak pop corn sebungkus berdua. Galau bisa buat kita kuat. Galau bikin kita ngerti step berikutnya mesti gimana. So, galau ibarat happiness yang tertunda." (Gol A Gong,  penulis yang pernah ngalamin galau juga)