Jantung

Sungguh tipis batas antara tahu dan tidak tahu. Terlalu pintar dan terlalu bodoh. Itulah Ruh. la ibarat sel telur dibuahi sperrma. Dari bcgitu banyak. hanya satu yang sejiwa.

Merasakan Ruh merasakan perjalanan menempuh jarak dan waktu. Jeruji penjara waktu seolah merenggang begitu manusia melakukan perjalanan. Bisa seribu buku dihasilkan jika sepanjang hidup berjarak tempuh. Cemburu pada bumi yang selalu mengalami kecepatan. Tidakkah begitu halnya Ruh. Ruh tidak parkir, Ruh ingin selalu melakukan perjalanan, walaupun dalam penjara waktu.

Makhluk-makhluk itu bersungut-sungut, kadang keluar sumpah serapah. Tapi mereka selalu mau berteman dengan Ruh. Menunggu malam, melakukan perjalanan hingga dini hari dan tidur karena mata sudah lelah, tapi jiwa tidak. Perjalanan ada hanya jika jiwa juga melakukan perjalanan.