Zaman Perunggu : Seribu Kapal - Age of Bronze : a Thousand Ships

DESCRIPTION

"Aku mau ke Troy!" DENGAN kata-kata sederhana ini, Paris, gembala kerbau yang miskin, menyulut api yang akhirnya menjadi kebakaran paling termasyhur sepanjang masaPerang Troy yang legendaris. Waktu Paris tiba di kota Troy yang megah, dia menemukan rahasia yang sudah lama disembunyikan darinya oleh raja Troy, Priam. Sejak itu, Paris memulai perjalanan nekat yang membawanya kepada wanita tercantik di dunia, Helen dari Sparta. Keputusan Helen untuk meninggalkan tanah airnya dan mengikuti Paris membawa kesengsaraan pada ribuan orangdi antaranya suami Helen, Menelaus, yang ditinggalkan tanpa alasan ataupun penjelasanraja muda Odysseus, yang kemungkinan harus terpisah dari istri dan putranya yang masih bayi selama puluhan tahundan pendeta Thetis, yang putranya, Achilles, harus memilih antara hidup panjang di rumah dan kematian yang mulia dalam pertempuran di Troy. Diangkat dari berbagai mitos dan legenda yang sudah berabad-abad usianya, Seribu Kapal mempersembahkan kembali selengkapnya kisah pembukaan Perang Troy untuk abad kedua puluh satusetiap sentuhan sensual, setiap hantaman kejam, setiap senyuman dan air mata, nafsu dan pengkhianatan, seluruh hamparan drama dan laga. Ilustrasi Eric Shanower yang akurat menurut fakta sejarah dan penulisan dialognya yang memikat memberi gairah baru kepada epos kuno ini. *** - Novel grafis dewasa terjemahan - Nominator Penghargaan Eisner untuk Serial Baru Terbaik, Serial Bersambung Terbaik, Penulis/Seniman Terbaik *** "Zaman Perunggu menggabungkan seni peradaban Mediterania kuno dengan mitos Troy ciptaan Homer, menghasilkan kisah yang memesona." Louise A. Hitchcock, Ph.D. Research Associate, The Cotsen Institute of Archaeology di UCLA

REVIEW Zaman Perunggu : Seribu Kapal - Age of Bronze : a Thousand Ships

Oleh : ima, 13 Jan 2008-11:55:34

Rating

Seberapa jauh anda mengenal perang Troy?

Kemungkinan besar anda akan mengerutkan kening bila mendengar kata ‘Iliad’. Bisa jadi kata ‘Odyssey’ juga menimbulkan reaksi yang sama. Kalau ‘Homer’? Jangan-jangan anda langsung teringat pada Homer Simpson yang pemalas dan bodoh itu. Tapi bila ditanya siapa cewek tercantik di Yunani yang menyulut perang Troy, anda pasti bisa menyebut nama Helen apalagi kalau sudah menonton film Troy yang dibintangi Brad Pitt sebagai Achilles. Kalau masih tidak kenal Troy juga, pasti pernah mendengar istilah ‘kuda troya’, siasat perang dengan kamuflase untuk memancing keluar musuh dari sarangnya.

Homer adalah salah seorang pujangga besar Yunani kuno. 2 karya monumentalnya adalah ‘Iliad’ yang menceritakan perang Troy yang kolosal dan menghebohkan itu dan ‘Odyssey’ yang berkisah tentang perjuangan Odiseus untuk pulang ke negerinya setelah perang Troy yang memakan waktu selama 10 tahun itu usai.

Karena kisah perang keroyokan melelahkan yang diakhiri dengan siasat Odiseus yang jenius (maksudnya ide kuda troya itu) sudah sering dibukukan dan diangkat ke layar lebar maka Eric Shanower mencoba menyajikan ulang dalam versi yang sangat berbeda. Kemasan yang dipilihnya adalah novel grafis dewasa yang rencananya hadir dalam 7 volume. Mungkin sudah pernah ada yang membuat kisah Troy dalam bentuk komik, tapi tidak sedetail ini. Meski hitam-putih, tapi gambar yang dilukiskan Eric sangat luar biasa. Detailnya mengagumkan. Kisahnya sendiri tak hanya menceritakan apa yang sudah orang ketahui, tapi banyak memberi informasi baru. Seperti alasan politis penyerbuan Troy, betapa berpengaruhnya peramal di masa itu juga gambaran kebudayaan Yunani-Troy di masa itu. Tidak heran, karena dia mengadakan riset sejarah dengan sungguh-sungguh sebelum membuat novel grafis ini. Hebatnya, cerita kuno ini sama sekali tidak membosankan. Beruntunglah karena penerjemah mampu menerjemahkan dengan bahasa yang tepat dan mengalir.

Novel grafis ini dikategorikan dewasa karena lumayan banyak menampilkan gambar-gambar adegan tujuh belas tahun keatas. Maklum, hikayat Yunani boleh dibilang tidak alpa dengan skandal seks. Namun berbeda dengan dongeng-dongeng Yunani yang selalu melibatkan para dewa-dewi dengan intens, Eric Shanower malah dengan berani meniadakan tokoh-tokoh imortal yang sering mempermainkan nasib manusia. Dia sengaja melakukannya karena ingin menampilkan sisi manusiawi dari perang yang berlangsung sepuluh tahun itu.

Volume pertama Seribu Kapal ini sangat patut untuk anda miliki walaupun adegan perang itu belum dimunculkan. Latar belakang pemicu perang dan keberangkatan armada gabungan beberapa kerajaan untuk menyerbu Troy digambarkan dengan begitu memikat. Jangan buru-buru mencap kuno novel grafis ini karena alur ceritanya masih kontekstual di jaman sekarang. Bukankah kita sering membaca berita kriminal tentang perkelahian massal yang disebabkan perebutan wanita cantik?

Semoga saja Eric sempat menyelesaikan novel grafisnya dan cepat diterbitkan oleh Gramedia karena saya tidak sabar lagi untuk membaca lanjutan kisahnya.