KENAPA HARUS MELAJANG?

Saya bekerja dan kos di kota metropolitan selama bertahun-tahun. Di lingkungan kerja. kos. dan beberapa komunitas yang saya ikuti, ada kecenderungan yang terjadi. Banyak teman penulis yang berusia penghujung 30 hingga mendekati kepala empat masih betah melajang.Kenapa, ya? Berawal dari pertanyaan itulah, saya menulis buku ini. Masyarakat kita masih menganggap pernikahan adalah sebuah prestasi. Seorang cewek yang telah menikah dianggap lebih hebat daripada perempuan seusianya yang masih lajang. Seolah menikah itu adalah pembuktian kalau sicewek sudah laku.Padahal, berumah tangga hanyalah salah satu
fase kehidupan seorang manusia. Karena melajang, kedudukan sosial si lajang jadi rendah di mata masyarakat. Seolah melajang adalah aib dan ketidaksempurnaan. Masyarakat seolah tutup mata akan alasan yang melatarbelakangi seseorang untuk tetap melajang.