Lena, Operator 0809

Lulus SMA trus cari pekerjaan? Jelas bukan hal mudah. Buktinya banyak sarjana yang menganggur.

Lantas? Salahkah Lena, ketika kemudian memutuskan untuk mengambil pekerjaan itu? Ia terdesak. Lena tidak bisa hanya menonton teman-teman sekolahnya melanjutkan kuliah, sementara dia berdiam diri di rumah. Di sisi lain, Lena juga ingin membantu meringankan beban Bapak dan Ibu. Ini gilirannya memberi, pikir gadis itu.

Lena pun mulai bekerja. Awalnya orang tuanya senang melihat kemajuan anak mereka. Tapi melihat waktu bekerja yang mengharuskan gadis itu pergi malam dan baru pulang pagi, Bapak jadi curiga. Terlebih setelah mengetahui bahwa putri

sulungnya itu bekerja sebagai operator telepon premium call yang berkode 0809, jasa yang iklannya identik dengan gambar-gambar perempuan setengah telanjang di koran.

Kemarahan yang bisa dipahami. Orang tua mana yang rela anaknya menjadi pelayan jasa kencan di udara? Melayani laki-laki kesepian dan hidung belang dalam percakapan tengah malam yang penuh hasra? Belum kalau berlanjut pada kencan-kencan di darat.

Antara kebutuhan dan idealisme. Seandainya pilihan tak menimbulkan akibat. Seandainya semudah itu bagi Lena untuk memilih.

Nurhayati Pujiastuti, pengarang yang sudah sering memenangkan lomba penulisan cerpen di majalah

Femina, dan banyak media lain, menyuguhkan dua novelet terbaiknya dalam buku ini. Dua-duanya bicara soal perempuan dan berbagai permasalahannya. Gaya bertuturnya yang khas dan lincah, membuat cerita-ceritanya, memikat untuk disimak.