Display Buku
Trilogi Bartimaeus #1: Amulet Samarkand
 
Rp 55.000
Hemat Rp 2.750
Rp 52.250

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari f3r1n4
 
  30 Mei 2007 - 10:54:37

Isi Resensi :
Trilogi Bartimaeus #1: Amulet Samarkand


Seorang anak yang berpotensi jadi penyihir, jika ia sudah cukup umur, maka keluarganya akan menyerahkan anak itu untuk diasuh oleh seorang penyihir senior atau yang akan disebut ‘Master’. Tapi, sejak anak itu diserahkan oleh keluarganya, maka hubungan dengan keluarga lamanya akan sama sekali terputus, bahkan ia harus melupakan nama lahirnya dan akan diberikan nama baru. Hal ini untuk menghindari terjadinya konflik-konflik yang dapat melemahkan si penyihir yang mungkin akan dimanfaatkan oleh para musuhnya. Di usia yang baru 6 tahun, Nathaniel harus berpisah dengan orang tuanya yang tidak peduli dan langsung pergi setelah mengantarkan Nathaniel. Nathaniel pun diasuh oleh seorang penyihir yang bekerja di pemerintahan sebagai menteri, bernama Mr. Underwood. Nathaniel yang membisu seribu bahasa dalam perjalanan ke rumah Mr. Underwood, tersentuh oleh perhatian Mrs. Underwood pada dirinya dan membuatnya sangat menyayangi Mrs. Underwood. Pendidikan sebagai penyihir berlangsung secara bertahap. Tapi, Mr. Underwood selalu bersikap meremehkan Nathaniel dan tidak menyadari bakat terpendam Nathaniel. Sebagai anak-anak, terkadang Nathaniel bersikap tidak sabar dengan pelajaran yang berjalan lamban. Suatu hari, ketika Nathaniel berusia 10 tahun, ketika ada sebuah acara di rumah Mr. Underwood, Nathaniel diajak untuk bergabung. Sebagai penyihir pemula, ia tidak seharusnya ikut campur atas apa yang terjadi di dalam ruangan itu. Semua penyihir dalam ruangan itu hanya menganggap dirinya sebelah mata. Dalam keadaan terdesak, Nathaniel mengeluarkan kemampuan yang bisa dibilang cukup istimewa untuk seorang penyihir pemula. Namun, tentu saja kemampuannya belum sebanding dengan kemampuan yang dimiliki penyihir senior, yang salah satunya bernama Simon Lovelace. Simon Lovelace mempermalukannya di depan umum, dan masternya, Mr. Underwood, tidak melakukan apa pun untuk membelanya. Sejak saat itu, Nathaniel menaruh dendam pada Simon Lovelace dan berniat akan membalas perbuatannya. Diam-diam, Nathaniel mempelajari semua buku yang ada di perpustakaan Mr. Underwood. Hingga saat yang tepat tiba, Nathaniel pun memanggil jin yang sudah berusia lebih dari 5000 tahun, sebuah pemanggilan yang jauh melebihi kemampuan penyihir seusianya. Jin itu bernama Bartimaeus, yang diberi tugas oleh Nathaniel untuk mencuri Amulet Samarkand dari tangan Simon Lovelace. Amulet Samarkand adalah sebuah bandul yang dapat menyerap semua kekuatan yang bisa menghindarkan si pemakainya dari berbagai bahaya dan serangan. Simon Lovelace sendiri mencuri Amulet Samarkand dari pemilik sebelumnya dengan tujuan untuk dipergunakannya dalam menggulingkan pemerintahan saat ini. Ia berambisi untuk menjadi Perdana Menteri dan sedang menyiapkan rencana besar untuk mewujudkan impiannya. Tugas ini sangat berbahaya dan menyeret Nathaniel dan Bartimaeus ke dalam sebuah masalah yang besar. Meskipun pada awalnya tidak ada yang mencurigai bahwa Nathaniel-lah yang menjadi otak pencurian itu. Kecurigaan mengarah pada sebuah kelompok pemberontak yang disebut Resistance. Bartimaeus harus menempuh perjalanan yang berbahaya untuk mengantarkan Amulet Samarkand kepada Nathaniel. Dan, ia pun sempat tertangkap dan bertemu dengan musuh-musuh lamanya. Lain halnya dengan Nathaniel, perbuatan nekadnya ini membuatnya kehilangan masternya. Ia pun harus menghadapi berbagai ancaman yang bisa saja melenyapkan nyawanya. Paling asyik adalah kalo baca ‘perjalanan’nya si Bartimaeus. Kaya’nya jin ini cerewet banget, kadang sombong, kadang gengsi, kadang sok pinter, suka ngelawan, tapi terpaksa nurut sama Nathaniel, kalo nggak dia bakalan terperangkap di dalam sebuah kotak di dasar sungai Thames. Sementara itu, Nathaniel, jenis anak yang serius, kaya’nya hampir gak pernah dia ceria atau senyum. Jenis anak yang dikira biasa-biasa aja, tapi ternyata menyimpan potensi yang besar. -http://lemari-buku-ku.blogspot.com
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]