Display Buku
Trilogi Bartimaeus #1: Amulet Samarkand
 
Rp 55.000
Hemat Rp 2.750
Rp 52.250

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari tita_nice77
 
  29 Feb 2008 - 11:28:08

Isi Resensi :
Amulet Samarkand, Yang Pertama dari Trilogi Bartimaeus


Yang pertama kali menarik perhatian dari buku ini adalah sampulnya. Coba perhatikan baik-baik! Keren kan! Sampul ini membuat Trilogi Bartimaeus: Amulet Samarkand selalu terlihat menonjol di antara buku-buku lainnya. Salut buat yang bikin sampul. Ide dari kisah ini adalah petualangan (dan persahabatan?) antara Bartimaeus dan Nathaniel. Bartimaeus adalah sesosok Jin kelas menengah berusia 5000 tahun yang pada masa lampau pernah melayani orang-orang berpengaruh di muka bumi. Mulai dari Solomon hingga Ptolemy (yang sosoknya akan sering muncul di kisah ini). Berbeda dengan demon-demon lain, Bartimaeus punya 'otak' yang ia gunakan dengan baik. Sedangkan Nathaniel adalah penyihir muda genius, murid yang tidak diakui bakatnya, yang kebetulan juga adalah master yang tidak diinginkan oleh Bartimaeus. Pertemuan pertama antara Nathaniel dan Bartimaeus terjadi ketika Nathaniel berusia dua belas tahun. Nathaniel secara rahasia memangil Bartimaeus untuk melayaninya dalam usaha membalas dendam kepada Simon Lovelace, Kolega Arthur Underwood (master/guru Nathaniel) yang telah melecehkannya. Nathaniel, yang emosinya masih labil (maklum remaja!) memberi perintah pada Bartimaeus untuk mencuri Amulet Samarkand, sebuah jimat pelindung, yang ia ketahui dimiliki Lovelace dengan cara ilegal. Tujuannya hanya untuk mempermalukan Lovelace dan memperoleh kepuasan pribadi. Yang tidak Nathaniel dan Bartimaeus sadari adalah usaha balas dendam kecil-kecilan itu dalam waktu singkat akan berubah menjadi malapetaka bagi mereka berdua. Karena Amulet Samarkand bukanlah jimat biasa. Untuk mendapatkan Amulet tersebut, Lovelace tega membunuh. Amulet itu adalah poin paling penting dalam konspirasi besarnya, dan Lovelace bukan penyihir bodoh. Dia cerdas, berbakat dan licik, juga memiliki banyak pendukung. Cepat atau Lambat ia akan mengendus keberadaan Nathaniel. Dan begitulah, malapetaka itu dimulai. Bartimaeus terus diburu oleh demon-demon Lovelace, ditangkap oleh orang-orang kementerian sihir, dan hampir musnah karenanya. Sedangkan Nathaniel harus kehilangan orang yang paling dikasihinya ketika Lovelace membunuh Underwood dan membakar rumahnya. Mereka berdua melarikan diri, setiap saat bersembunyi, kedinginan dan kekurangan makanan(hanya Nathaniel) keadaan mereka makin buruk dengan adanya ancaman dari kelompok Ressistance (pemberontak). Dengan keadaan seperti itu, bagaimana Nathaniel dan Bartimaeus bisa bertahan dan menyelamatkan dunia penyihir? Kenapa Bartimaeus terus mendampingi Nathaniel dan berusaha menyelamatkannya? (mengingat Barty tidak menyukai Nat) Well panjang ceritanya... baca sendiri ajah! *** Makin lama saya membaca, saya makin suka dengan buku ini. Penggambaran karakternya pas sekali, yang baik tidak melulu baik, yang jahat tidak melulu jahat. Nathaniel misalnya, Nat adalah anak yang cerdas, dan sepert lazimnya anak yang cerdas seumurannya, dia sok nge-bos, sok tau, Angkuh, kurang sabar, pendendam, cenderung sembrono, ambisius, licik (sedikit, ingat gayanya saat menyerahkan Amulet Samarkand kepada R. Daveraux, cool), tapi seperti yang dikatakan Barty di akhir buku, Nat punya satu hal istimewa, (yang harus selalu dijaganya) ketulusan hati. Dan di balik semua hal keren tentang dirinya, ia tetap seorang anak yang haus kasih sayang, yang mengenali orang dari kebaikan hati mereka kepadanya. Keren kedua dari buku ini adalah FOOTNOTE. dengan Footnote kita masuk ke dalam pikiran jujur si Barty, dari situ kita bisa menilai dirinya. Ia sarkastik, dan sangat percaya diri, narsis malah, kaya pengalaman dan berkelas. Saya suka bagian-bagian ketika ia terpaksa salut kepada Nat, sangat menghibur. Ini adalah bagian yang tidak bisa saya dapatkan dari Potter. Selera humornya berbeda. Sudah cukuplah kerennya, masih banyak sih yang lain, tapi coba temukan sendiri. Sekarang kelemahannya, apa yah? Mungkin Ketidakberhasilan saya menyelesaikannya dalam dua hari bisa disebut kelemahan. Saya menyelesaikan buku ini dalam satu minggu, cukup lama juga. Entah kenapa, pada awal-awal membaca masih terasa susah untuk memahami dan cepet bosan. Mungkin karena gaya penulisannya berbeda dan masih mencoba membiasakan diri dengan footnote-footnote di sana-sini. Tapi makin lama, makin terbiasa, makin asyik koq. Kesimpulannya: *Trilogi Bartimaeus: Amulet Samarkand = Good, worth buying
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]