Display Buku
Orange
 
Rp 35.000
Hemat Rp 1.750
Rp 33.250

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari yuuuCaaaa
 
  01 Mei 2012 - 12:12:03

Isi Resensi :
Orange


Fayrani Muid, fotographer handal yang juga adalah putri tunggal dari keluarga Muid yang merupakan keluarga kaya. Gadis dengan sifat sederhana dan tampilan apa adanya, yang jatuh hati pada Diyan Adnan tunangannya sendiri. Faye menyetui pertunangan itu karena dia ingin membahagiakan orang tuanya. Diyan menyetujui pertunangan iu semata-mata demi urusan bisnis. Jika dua keluarga kaya bersatu, sudah pasti kekayaan itu tidak akan berkurang kan? Rera model cantik dengan ambisinya yang besar, ingin memiliki agen model miliknya sendiri. Masih banyak keinginannya yang belum terwujud, karena itu dia tidak ingin menikah dengan Diyan. Walaupun mereka telah berhubungan selama tiga tahun. “I met Rera and I hate when she said something I don’t know about you” (Pg: 207) Diyan adalah pria yang super sibuk, dia hanya mengikuti jadwal dari asisten pribadinya, bahkan jadwal kencannya dengan Faye pun harus di atur oleh Rei. Diyan berhasilkan menaikkan kesuksesan perusahaannya dengan kerja kerasnya, dia bahkan selalu pulang malam. Dia menyibukkan dirinya demi melupakan wanita yang ada di Paris, wanita yang masih di cintainya. Sementara Diyan masih sibuk memikirkan Rera, Faye datang dengan caranya sendiri untuk memaksa masuk ke hati Diyan. Zaki adalah putra kedua di keluarga Adnan, menyukai kesenian dengan jiwa pemberontak, dia keluar dari rumahnya untuk memulai usahanya sendiri. Zaki menyukai foto-foto Faye, hingga dia mendapati dirinya menyukai sang photografer. Novel ini bercerita tentang kisah cinta segi empat, antara masa lalu dan masa kini. Untuk novel perdana Windry Ramadhina ini benar-benar bittersweet like an orange. Penulisnya berhasil mengisahkan kisah yang biasa dengan memainkan emosi pembacanya secara luar biasa. Lucu, terkadang manusia tidak menyadari apa yang sesungguhnya mereka inginkan sebelum benar-benar kehilangan (Pg: 282) Dan detik itu juga di Pecinan, Diyan, saat kau melangkah pergi aku rela membuang fotografi asal itu bisa mempertahankan pertunangan kita. Walau kira hanya berpura-pura, walau kau tidak mencintaiku, tak apa-pap. It’s okay because I have my own (Pg: 283) Novel ini juga terbilang unik, dari covernya sebenarnya saya tidak terlalu tertarik, tapi sketsa-sketsa yang ada di dalam novel ini yang membuat saya suka. Sketsa sosok Faye, kamera, dan segala topik yang ada di dalamnya. Setiap skesa itu seakan memberikan ceritanya sendiri. Novel ini memang menggambarkan tentang Faye, yaitu fotografi dan orange. Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan novel ini, saya menemukan salah ketik di halaman 283. “I’m back, Eord.” Mungkin maksudnya Erod. Namun saya suka dengan novel ini, di kisahkan dengan baik. Empat bintang dari lima yang ada saya berikan untuk novel ini. This is a nice novel!!!
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]