Historical Romance: Tawaran dari sang Gentleman - An Offer from a Gentleman

  • Cover Historical Romance: Tawaran dari sang Gentleman - An Offer from a Gentleman
Rp 50.000
Hemat Rp 2.500
Rp 47.500
Judul
Historical Romance: Tawaran dari sang Gentleman - An Offer from a Gentleman
Penulis
No. ISBN
978
Tanggal terbit
April - 2010
Jumlah Halaman
504
Berat
500 gr
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
110x180mm
Kategori
Romance
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Lokasi Stok
Gudang Penerbit icon-help
Stok Tidak Tersedia

DESCRIPTION

Season 1815 sudah dimulai, dan sementara setiap orang membicarakan Wellington dan Waterloo, pada kenyataannya pembicaraan masih belum berubah dari season 1814, yang berpusat pada topik favorit kaum bangsawan---pernikahan.

Seperti biasanya, calon suami incaran para debutan berpusat pada keluarga Bridgerton, terutama anak laki-laki tertua Bridgerton yang masih lajang. Dia memang tidak memiliki gelar, tetapi wajahnya yang tampan, sosoknya yang menyenangkan, dan kekayaan yang memadai sepertinya bisa menutupi kekurangan itu. Bahkan, Penulis lebih dari sekali mendengar para Mama Ambisius berkata kepada para anak gadisnya: "Kau akan menikah dengan seorang duke... atau Bridgerton."

Mr. Bridgerton sendiri sepertinya sangat tidak tertarik pada para gadis muda yang sering hadir dalam acara sosial para bangsawan. Dia hadir hampir pada setiap pesta, namun tidak melakukan apa pun selain memperhatikan pintu, mungkin menunggu seseorang yang istimewa.

Mungkin...

Mungkin seorang calon mempelai?

Lembar Berita Lady Whistledown
12 Juli 1825


REVIEW Historical Romance: Tawaran dari sang Gentleman - An Offer from a Gentleman

Oleh : stephaniesinaga, 10 Okt 2010-12:46:04

Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating
Julia Quinn menjalin sebuah cerita Cinderella dalam kisah ketiga dari seri Keluarga Bridgerton ini. Kali ini adalah giliran Benedict, anak laki-laki kedua keluarga itu.

Sophie Beckett merupakan putri tidak sah dari Earl of Penwood, ibunya adalah seorang pelayan. Merasa bertanggung-jawab, sang Earl merawat Sophie sejak kecil setelah ibunya meninggal dan memberinya pendidikan yang layak bagi anak bangsawan seusianya. Tetapi, dia tetap tidak diakui sebagai putrinya. Demi melanjutkan garis keturunan, Sang Earl pun menikah lagi dengan seorang Araminta, seorang janda yang telah memiliki dua orang putri. Araminta jelas-jelas memperlakukan Sophie secara berbeda, dan ketika Earl meninggal, Sophie pun turun pangkat menjadi pelayan.

Pada suatu malam yang penuh impian, para pelayan berkomplot menyiapkan gaun milik neneknya, ibu Sang Earl, mencuri sepatu perak milik Araminta untuk mengirim Sophie ke pesta topeng keluarga Bridgerton. Untunglah, tidak ada yang mengenalinya di pesta itu karena topengnya. Lalu dia bertemu Benedict Bridgerton dan mereka saling jatuh cinta. Sayangnya, perbedaan status membuat cinta mereka menjadi sesuatu yang tidak mungkin. Tengah malam pun tiba dan Sophie harus pulang sebelum Araminta membutuhkan kereta kudanya. Ia meninggalkan Benedict yang terpesona tanpa memberitahu identitasnya.

Dua tahun kemudian, Sophie yang telah diusir karena ketahuan memakai sepatu perak Araminta, telah menjadi pelayan di rumah keluarga bangsawan lain. Putra keluarga itu hampir saja akan memperkosanya bila ia tidak bertemu dan ditolong oleh Benedict Bridgerton. Sayangnya, Benedict tidak mengenalinya sebagai wanita bertopeng impiannya. Saling berkenalan lebih lanjut membuat pria itu menyukai Sophie dan memberinya tawaran. Ia ingin Sophie menjadi simpanannya. Sophie tidak mau karena ia tidak ingin bernasib sama dengan ibunya.

Akhirnya, setelah direstui oleh keluarganya, Benedict pun bergegas hendak menikahi Sophie Beckett, seorang pelayan. Namun, masalah dengan Araminta akhirnya memberitahu keluarga Bridgerton bahwa Sophie adalah keturunan seorang Earl. Sophie dan Benedict pun akhirnya menikah dan hidup bahagia.

Seperti semua pria Bridgerton lain, Benedict digambarkan sebagai seorang pria yang kaya dan tampan. Selama hidupnya, dia tidak pernah harus bersusah-payah. Di sisi lain, secara kontras digambarkan Sophie. Seorang anak haram yang hidupnya disembunyikan dari masyarakat. Cantik dan anggun, namun hidup susah sejak lahirnya. Namun, kedua karakter ini memiliki satu persamaan yang membuat mereka saling tertarik di pesta topeng itu: mereka sama-sama lebih menyukai topeng tersebut daripada
identitas asli mereka. Benedict adalah seniman tersembunyi yang tidak punya identitas pribadi yang terlepas dari keluarganya. Bagi masyarakat kelas atas, dia hanyalah si nomor 2. Sophie lahir sebagai anak haram, tumbuh sebagai anak yang disembunyikan dari masyarakat luas, menjadi wanita yang penuh rahasia dan menolak dirinya sendiri.

Penggambaran karakter yang begitu kuat ini yang membuat saya tidak lantas meletakkan buku walaupun sejak halaman kedua, sudah merasa bahwa cerita ini mirip dongeng yang tidak saya suka: Cinderella. Bahkan dalam cerita ini terdapat Araminta, ibu tiri yang kejamnya sampai ke akar-nya. Dia bahkan mempunyai tepat dua orang putri yang berlawanan ukuran badan. Hanya, kali ini tidak ada ibu peri dan tikus-tikus yang menjahit gaun pesta. Julia Quinn menyusun suatu cerita cinderella yang lebih realistis. Juga tidak ada Pangeran. Yang ada adalah Benedict Bridgerton yang tidak kalah kayanya (dia juga sangat tampan, jadi mungkin Sang Cinderella dalam cerita ini tidak akan mengeluh).

Perjalanan cerita semakin lama semakin seru. Julia Quinn mengangkat tema menjadi Wanita Simpanan. Sophie tidak menolak untuk menjadi seorang wanita simpanan karena ia sangat-sangat bermoral (seperti yang mungkin akan dilakukan para tokoh utama wanita di novel-novel Barbara Cartland). Ia mencintai Benedict dan rela melupakan semua aturan moral yang ada. Masalahnya, adalah pengalaman buruk pribadinya sebagai anak haram dari mantan pelayan yang menjadi wanita simpanan bangsawan.

Sungguh hal yang mustahil bagi seorang bangsawan untuk menikahi rakyat jelata pada masa itu (Masa Victorian) dan bagaimana keluarga Bridgerton merestui hubungan Benedict dan Sophie dapat menjadi hal yang terasa tak wajar, seandainya Julia Quinn tidak menegaskan kerendahan hati keluarga ini.

Konsistensi karakter membuat akhir indah ala dongeng Cinderella tidak menjadi sesuatu yang dipaksakan asal pembaca senang. Di akhir cerita, mungkin hanya Lady Whistledown yang tidak bahagia karena tidak mampu membuka identitas Sophie. Hmm.. atau, mungkin juga dia sengaja pura-pura tidak tahu.

WHY CHOOSE US?

TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Romance terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya

Produk digital

Buku sejenis lainnya

Buku terbitan Gramedia Pustaka Utama lainnya:

WorkLess, EarnMore the trilogy Part 1
Buku Who The Hell Are You? Buku Personal Branding
Buku pengembangan Diri Januari 2020
Buku Populer & Terlaris 2020