Lanun-Lanun Karibia

+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating
4 avg rating - 2 Goodreads ratings
  • Cover Lanun-Lanun Karibia
Rp 39.600
Hemat Rp 1.980
Rp 37.620
Judul
Lanun-Lanun Karibia
Penulis
No. ISBN
9786028543583
Penerbit
Tanggal terbit
Mei - 2010
Jumlah Halaman
142
Berat
-
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
-
Kategori
Kumpulan Puisi
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Lokasi Stok
Gudang Penerbit icon-help
Stok Tidak Tersedia

DESCRIPTION


Mila Duchlun Dan Kemaslahatan Selera

Membaca dan menelaah karya-karya puisi Mila Duchlun yang terhimpun dalam buku puisi Lanun-Lanun Karibia, merupakan karya dari suatu pengalaman jiwa yang berkolaborasi erat dengan kekayaan obyek pada kata-kata yang disajikan di dalamnya. Adalah karakteristik yang berani dari seorang Mila Duchlun, ketika beliau menjadikan kalimat dalam puisinya yang lugas sebagai suatu perbandingan antara makna dan nilai, khususnya tentang: reposisi rasa kepada suatu keestetikaan intrinsik dari persentuhan manusiawi.

Bentuk penalaran kepada suatu kompleksitas dan corak kehidupan, yang berbanding dengan kekayaan dalam kata demi kata untuk mengabstraksikan suatu realita; hampir seluruhnya kita temukan pada puisi-puisi karya Mila Duchlun. Salah satu dari baris puisi yang menarik untuk ditelaah, adalah: "lhuru/cintamu itu/seperti ciuman sepasang hantu/membelah otak membunuh waktu" ("Ihuru," 2006). Puisi ini telah mensubordinasikan rasa (subyek-tifitas yang terjadi) di bawah obyek yang hendak dilukiskan secara definitif.

Kekuatan dari puisi-puisi karya Mila Duchlun, terletak pada: perihal pengungkapan akan kondisi emosionalitas kemanusiawian, yang kerap berkontradiksi dengan paparan situasional dan benda; tatkala harus mendukung terjadinya suatu proses keindahan dalam puisi. Hal ini dapat ditemukan dalam beberapa puisinya yang berjudul: "Gadis Kecil Berselimut Langit Tebal," "Menjajah Dinding," "Ou, Bikini," "Dunia Yang Besar," "Surat Hati Untuk Laut," "Tapis Dara," "The Pianist," "Pejalan Laut," "Pada Selembar Angin," " Umbu,"

"Kulihat Namaku Di antaranya," "Mannequin," "Sajak Dewa," "Akan Kubongkar Hatiku," "Pada Sebuah Cermin," dan "Lanun-Lanun Karibia."

Persentuhan romansa dalam puisi yang berjudul "Anggap Saja," dapat kita baca pada salah satu baris kalimatnya: "bila nanti purnama tiba/kan kujilati dindingnya/kupanjati sudutnya..." Telah terjadi suatu proses hiperbolik dari puisi tersebut, demikian dengan beberapa judul puisi lainnya, seperti: "Massal," "Juni Bung Juni," "Biarkan Aku Berbicara Cinta," "Burung Hantu," "Seliku Way Kanan," "Sekuntum Kamboja," "Pengembara Malam," "Aku Tersesat Dalam Jiwa Ungu," "Di Petilasan Ken Dedes," "Untuk Aku, Sudra," "Di Putus Cinta," "Pasir Kekasih Hamba," "Runtuh Bagai Debu," "Hamba Perawan Laut," dan "Jika Aku Tak Sampai."

Tentang situasi romansa yang dihiperbolisasi secara minim, akan mengalami suatu perdebatan pada fase penalaran dengan situasi empiris. Tentunya Mila Duchlun telah melalui titik krusial dalam proses penulisannya, ketika kata dan kalimat harus berkesinambungan untuk menghadirkan suatu makna.

Puisi yang berjudul "Orang-Orang Kesepian" dan "Kita Adalah Nusantara Yang Terluka" adalah fenomena riil; ketika daya nalar telah menjembatani kehadiran kata, dan menerjemah nilai yang harus tersirat oleh puisi.

"Bakat untuk memilih," demikian yang pernah dituliskan oleh Delacroix. Teori tersebut secara parsial telah terkejawantah melalui karakteristik khas dari buku puisi Lanun-Lanun Karibia. Demikian dengan petikan kalimat dalam puisinya: "...kau hanyut pada senar bassmu/aku larut dalam dentum bitku..." ("Sepotong Simbal Untuk Wibi," 2007). Adalah suatu konsistensi pada bakat untuk memilih kalimat, dari beberapa pilihan ide yang disajikan jamak.

Paradigma tentang kevulgaran suatu obyek, berbanding dengan eufemisme dalam kata; tentunya akan berpengaruh pada cara pengungkapan bagi kalimat dalam khazanah puisi tersebut. Puisi-puisi Mila Duchlun, jika dilafalkan secara langsung akan terkesan cair selayak suatu prosa. Namun, jika dilafalkan dengan mematah beberapa kata di setiap barisnya, tentu akan menghasilkan intrepretasi ganda pada makna yang tersaji di dalamnya. Contoh puisi yang cukup menarik, adalah: "Beta Punya Cinta" dan "Indrasakti Melingkar Di Jemari."

Hal dan latar yang mempengaruhi timbulnya "suatu hal" tersebut, adalah pengalaman internal dari seorang penulis ketika membentuk (atau menata) kata-katanya menjadi bangunan puisi dan syair. Demikian dengan puisi liris dan epik dalam buku Lanun-Lanun Karibia, juga dipengaruhi oleh struktur budaya yang merangsang terciptanya suatu ungkapan. "Entah apa yang harus kutunggu di sini/Separuh hati di atas jalan sunyi..." ("Utara Bintan," 2007); adalah cara dengan hal dan persentuhan emosionalitas, yang secara eksplisit harus berdiri kepada tataran estetik puitika.

Keberadaan puisi-puisi dari karya Mila Duchlun lainnya dalam buku ini, secara dinamis disampaikan dengan karsa yang memburu kemaslahatan suatu selera. Persentuhan imaji dan gelanggang kecerdasan emosional, telah membangun gaya dari tataran artistik jiwa setiap penulis karya sastra. Karya-karya Mila Duchlun telah memenuhi tahapan dari kebutuhan jaman oleh suatu karya sastra yang lebih teliti dalam menerjemahkan keberadaan makna, hingga karakteristik khas kepada ragam pencitraan yang hendak dilukiskannya secara indah dan inspiratif... Selamat membaca!

WHY CHOOSE US?

TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Kumpulan Puisi terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya

Produk digital

Buku sejenis lainnya

Buku terbitan Grasindo lainnya:

WorkLess, EarnMore the trilogy Part 1
Buku Who The Hell Are You? Buku Personal Branding
Buku pengembangan Diri Januari 2020
Buku Populer & Terlaris 2020