Display Buku
Linguae
 
Rp 30.000
Hemat Rp 1.500
Rp 28.500

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari unai
 
  05 Jul 2007 - 18:37:02

Isi Resensi :
Linguae


"Dalam remang, entah pagi entah siang entah sore entah malam, kami terus menerus menguji daya cinta lidah kami. Selalu remang. Hanya remang. Lebih baik remang-karena cinta yang jelas ada dan terang, yakin dan pasti, bersih dan steril seperti bukan cinta lagi. Jadi memang tak bisa kulihat wajahnya dengan jelas-apakah yang masih bisa dilihat dari sebuah wajah yang terlalu dekat, begitu dekat, sehingga tak berjarak, ketika saling menguji lidah, selain ketidakjelasan dalam keremangan dengan cahaya lembut yang berusaha menembus gorden? Mungkin itu sebabnya aku lebih sering ingat gorden daripada wajahnya, karena hanya dari balik gorden itu datang cahaya yang hanya membuat ruang menjadi temaram. 'Tutup matamu', katanya. Kupejamkan mataku dan kutahu ia memejamkan matanya. 'Berikan cintamu', katanya dan kupersembahkan cintaku dalam percakapan tanpa kata karena lidah kami menyatakan segalanya dengan lebih nyata daripada kata-kata dalam tatabahasa sempurna manapun di dunia." Demikian petikan dari Kumpulan Cerpen Linguae yang mampu membangkitkan ketertarikan saya. Kata-kata yang begitu indah ini membuat saya seolah masuk ke dalam gerbang imajinasi. Kumpulan Cerpen Seno ini, hanya berselang dua bulan saja sejak lahirnya Kalatidha yang terbit bulan Januari 2007 lalu. Di sini kita bisa melihat betapa produktifnya seorang Seno. Dari sekian banyak cerpen Seno, hampir semuanya bergenre sastra. Meski saya menyukai sastra namun ternyata tidak mudah bagi saya meresapi tiap jalan cerita yang ada. Ada 13 cerpen yang terangkum dalam Kumpulan Cerita Pendek ini, dan kesemuanya pernah dipublikasikan di media cetak yang berbeda. Tiap cerpen menceritakan aneka kisah dan menyimpan sebuah makna dan pembaca bebas menerjemahkannya. Cerita-cerita kental dengan fiksi sarat metafor di dalamnya dan sangat di luar batas nalar. Beberapa cerita meski puitis bahkan tidak ber-ending. Seperti cerita tentang "Tong Setan", saya menemukan beberapa kalimat yang mengalami pengulangan. Membacanya semakin membuat kepala saya berputar... seperti motoris yang berputar di "Tong Setan" itu. Sulit untuk dipahami dan dimengerti dibandingkan cerpen-cerpen yang lain. Lain lagi dengan cerita dengan judul ”Rembulan dalam Capuccino”. Tidak bisa saya bayangkan bagaimana sebuah rembulan di langit bisa masuk ke dalam secangkir kecil capuccino. Rembulan itu berukuran sebesar bola pingpong, mengambang bersama buih krim coklat dalam seduhan kopi tradisional Italia itu. Juga cerita tentang ”Joko Swiwi”. yang mengisahkan tentang tokoh imajiner, yang terlahir di dunia dengan sayap di tubuhnya. Ia menjadi pahlawan di kampungnya, namun pada akhirnya mesti terusir dari sana karena suatu pengkhianatan. Jika saya boleh membandingkan, saya lebih suka kumcer Seno terdahulu "Sepotong Senja Untuk Pacarku". Indah dan mudah dimengerti. Namun bagi pencinta sastra tak lengkap koleksinya bila tidak memiliki kumpulan cerita "Linguae" ini. (Nai)
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]