Display Buku
The Thirteenth Tale - Dongeng Ketiga Belas
 
Rp 75.000
Hemat Rp 3.750
Rp 71.250

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari liliputbuntek
 
  23 Des 2008 - 10:44:25

Isi Resensi :
The Thirteenth Tale


Pertama melihat sampul buku yang sangat imaginatif ini, saya bersorak dalam hati. Akhirnya ada juga buku dongeng di jaman semua buku menceritakan tentang percintaan. Ketika membawa buku ini pulang, saya mengharapkan cerita di dalamnya akan berkisar seputar putri, peri, ksatria, naga atau serigala jahat selayaknya dongeng pada umumnya. Ketika membaca bab awalnya, sedikit kecewa karena tokohnya ternyata seorang perempuan muda, bukan anak kecil atau gadis muda yang naif. Perempuan ini hidup di jaman ini dengan pekerjaan yang bisa dikatakan membosankan. Bisa disimpulkan kalau dia tidak terlalu suka bertualang, jauh sekali dengan bayangan seorang tokoh dalam dunia dongeng yang sangat ingin tahu tentang segala hal. Pada titik ini, saya menyemangati diri dengan berharap ada petualangan fantasi di dalamnya. Siapa tahu perempuan itu menemukan pintu masuk ke dunia yang ajaib dengan segala macamnya itu. Semakin dalam saya membaca buku itu, semakin tertipu rasanya. Buku ini sama sekali tidak menceritakan tentang para putri yang dikutuk, peri, ksatria, atau naga jahat. Buku ini menceritakan tentang suatu rahasia mengenai kelahiran orang-orang tertentu dengan latar belakang sebuah kota kecil yang nyata. Tapi, tunggu dulu. Semakin lama rahasia itu ternyata terkubur semakin dalam, dan misterinya menjerat saya dengan rasa keingin tahuan yang besar terhadap tokoh-tokohnya. Apakah ini buku dongeng? Tidak. Ini adalah cerita, memoar seorang penulis dengan nama pena Vida Winter. Margaret Lea mendapat sebuah surat dari Vida Winter, penulis yang terkenal sangat suka berteka-teki tentang asal-usulnya. Di surat kabar, banyak versi tentang masa lalu penulis nyentrik ini, yang justru dikarang sendiri oleh sang penulis. Begitu banyak versi kelahiran, sampai-sampai Margaret menduga bahwa apa yang akan Vida katakan nanti adalah omong kosong yang sama. Dia datang ke rumah Vida untuk menyatakan penolakannya, tapi Vida berhasil menjerat Margaret dengan menceritakan kisah sepasang anak kembar yang lahir dari keluarga yang tidak biasa. Menebak sebuah kisah misteri memang mudah. Kalau judulnya mengandung kata ‘Misteri” atau ‘Kasus’, kita bisa dengan mudah menebak kisah yang ada di dalamnya. Apakah itu kisah detektif, atau kisah mistis. Yang agak sulit mungkin membedakan kisah misteri dengan kisah drama, apalagi kalau judul-judulnya sanagt singkat. Century, misalnya. Atau The Knive. Boleh saja curiga kalau pengarang dengan sengaja menjebak pembaca dengan judul yang berlawanan dengan isi cerita. Tapi itu sah-sah saja. Kalau pembaca yang terjebak merasa terhibur, berarti buku ini bagus, dan perlu dihargai. Sebagaimana kisah misteri, banyak terjadi kisah kematian di buku ini. Banyak juga kisah kemunculan tokoh-tokoh asing yang misterius. Dan selayaknya kisah misteri yang bagus, kematian dan kehadiran itu dijelaskan tuntas di akhir cerita. Saya diajak untuk tegang disaat genting, dan rileks di saat yang pantas waktu membaca buku ini.Plot yang naik turun membuat pembaca penasaran. Tapi menemukan saat untuk jeda dan kapan saat untuk memacu adrenalin kembalilah yang saya acungi jempol untuk buku ini. Tapi, sekali lagi hati-hati. Ini bukan buku tentang negri fantasi. Ini adalah dongeng tentang misteri sebuah kelahiran.
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]