GUNG RAI: Kisah Sebuah Museum

  • Cover GUNG RAI: Kisah Sebuah Museum
Rp 85.000
Hemat Rp 4.250
Rp 80.750
Judul
GUNG RAI: Kisah Sebuah Museum
No. ISBN
9789799106667
Penerbit
Tanggal terbit
Desember - 2013
Jumlah Halaman
352
Berat
500 gr
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
-
Kategori
Memoar
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Lokasi Stok
Gudang Penerbit icon-help
Stok Tidak Tersedia

DESCRIPTION

[NOTE] Buku Mulai Terbit Tanggal 31 Desember 2013


***




Barisan bebek bergegas menyeberangi sungai kecil. Suara kuek-nya begitu gaduh, abai pada si kecil yang mengintai dari sela pohonan. Bebek-bebek yang entah milik siapa ini terlihat biasa saja ketika anak itu tiba-tiba mendekap mereka satu demi satu, mencari tahu mana di antaranya yang sebentar nanti akan bertelur. Keesokannya, si anak menyelinap ke tempat-tempat mereka biasa lewat atau bermain. Telur-telur itu tinggal dipungut saja.

Siapa sangka kejelian masa kecil itu seolah pertanda kesuksesan masa depan. Akhirnya yang menetas adalah nasib baik: telur emas Anak Agung Gde Rai, atau kerap disapa Gung Rai.

Meski terlahir dalam kasta ksatria Puri Peliatan, bukan berarti Gung Rai serta-merta mendapat tempat terhormat sebagai turunan raja. Bertahun dia menjadi pedagang acung di kawasan-kawasan wisata Bali.

Ketekunan, kesetiakawanan, daya kreatif serta kecintaan penuh pada kebudayaan menjadi penyelamat jalan hidupnya. Gung Rai kini tampil sebagai kolektor karya maestro seni mumpuni, sekaligus pendiri Museum ARMA di Ubud, Bali, yang namanya mewangi hingga ke mancanegara. Inilah kisah sang pangeran terpinggirkan yang gigih menuai berkah zaman.



Agung kini pemilik museum, kolektor, tokoh Bali dan bahkan Indonesia yang terkemuka. Dia masih seperti anak muda yang pernah saya kenal di Pantai Kuta dulu kala. Senyum khasnya masih sama. Langkahnya masih sigap sebagaimana dahulu. Agung, pengusaha yang gigih membangun mimpi dan mewujudkannya.

Douglas Meyer, Sahabat Gung Rai



Suatu kali saya bertanya pada Rose Pandan wangi, istri pelukis Sudjojono, apakah benar di tahun 1980 Agung Rai membeli empat lukisan sang maestro, seharga Rp10 juta. Ia ingat sambil berkata, Betul saya kaget. Dari mana orang yang ndeso dan lusuh seperti Agung Rai dapat uang sebesar itu? Jangan-jangan dia mencuri. Hahaha

Agus Dermawan T., Kurator dan Pengamat Seni Rupa



Agung Rai tidak cuma melihat masa depan saja, sebagaimana biasanya kaum muda berpandangan, tetapi juga melihat masa lalu.... Saya tahu, pendirian museum adalah pekerjaan yang memerlukan uang, namun tidak mengembalikan uang. Tapi ia melakukannya.

Subandi Salim, Kolektor Seni

WHY CHOOSE US?

TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Memoar terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya

Produk digital

Buku sejenis lainnya

Buku terbitan Kpg lainnya:

WorkLess, EarnMore the trilogy Part 1
Buku Who The Hell Are You? Buku Personal Branding
Buku pengembangan Diri Januari 2020
Buku Populer & Terlaris 2020