Darah-Daging Sastra Indonesia
DESCRIPTION
Ketidakselarasan antara sosok Kritikus Sastra semestinya dengan Kritikus Sastra apa adanya, pada gilirannya menciptakan risiko pisau bermata dua. Kemalasan menyelami teks sampai pada ceruk terdalamnya, seperti dicemaskan Mudji Sutrisno (Kompas, 24/04/05), dapat menggelincirkan pengamat sastra pada penyembelihan teks dengan pisau arogansi dan kesemena-menaan subjektif di satu sisi, atau pada permisivisme yang membolehkan apa saja yang gila, abnormal, aneh sebagai estetika di sisi lain. Menyikapi sentimentalisme dan penghujatan sebagaimana diperlihatkan oleh sejumlah oknum esais dan pengamat sastra belakangan ini, alih-alih meniscayakan mereka sebagai Kritikus Sastra, malah patut dicurigai sebagai tikus-tikus sastra. Hama perusak aneka tanaman yang bersitumbuh di ladang sastra. Ladang sastra masih akan ditanami aneka ragam tanaman, tentu dengan harapan kelak bakal berbuah karya-karya berselera tinggi. Sebab itu, tikus-tikus itu harus segera dibasmi!
***
Paul Heru Wibowo, pada jam 10:20:27 tanggal 15-Mar-2010 berkata :
Tampaknya menarik untuk dibaca. Saya berharap agar kritik atas kritik ini tidak berputar sebagai pleonasme yang justru merumitkan suasana kritik sastra Indonesia saat ini. Saya rekomendasikan agar semua pihak dapat membacanya, terutama para guru sastra dan bahasa Indonesia yang sudah lama "dijajah" oleh sistem periodisasi sastra.
WHY CHOOSE US?
Nikmati koleksi Buku Non-Fiksi Umum terlengkap ditambah discount spesial.
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya