Display Buku
The Strawberry Surprise : Ketika Kau Datang Membawa Senyuman
 
Rp 44.000
Hemat Rp 8.800
Rp 35.200

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari ynis
 
  03 Jul 2015 - 13:54:34

Isi Resensi :
The Strawberry Surprise – Rasa Dalam Sekotak Strawberry Pertama lihat cover buku ini, langsung ingin segera membeli bukunya… Melihat sekotak strawberry yang sangat segar sudah membuat saya ngiler ingin segera membaca novelnya, dan berharap semoga ceritanya juga sesegar covernya. Hehehe… Dan setelah selesai membacanya, saya benar-benar seperti merasa memakan sekotak strawberry (seperti yang dikatakan sang tokoh utama). Rasa manis, asam, hambar dan banyak rasa lainnya diramu dengan sangat sempurna oleh penulis. Aggi, sang tokoh utama digambarkan sebagai wanita yang aktif, spontan, sulit ditebak dan sangat menyukai buah strawberry. Dia bekerja sebagai kurator sebuah galeri milik mantan dosennya yang ada di kota Yogyakarta. Sedangkan Timur, adalah laki-laki yang pernah menjalin hubungan serius dengan Aggi, pembawaannya tenang, dewasa dan sangat sabar dalam menghadapi Aggi. Timur adalah seorang direktur sebuah biro Iklan yang berlokasi di kota Bandung. Aggi dan Timur menjalani hubungan jarak jauh dan mereka cukup menikmati hubungan tersebut. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Aggi merasa hubungan mereka mulai hambar. Rasa kecewa Aggi terhadap kualitas hubungannya dengan Timur membuatnya memutuskan untuk break sementara, dan sepertinya cukup banyak pasangan yang mengambil keputusan yang sama dengan Aggi, sehingga pada bagian ini, ceritanya akan sangat mengena sekali karena dekat dengan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi tentunya Timur tidak semerta-merta menerima keputusan Aggi, dia tetap berusaha untuk mempertahankan hubungan, yang tetap ditolak Aggi. Sampai akhirnya Aggi memberikan syarat bahwa mereka bisa bertemu setelah 5 tahun dan jika sama-sama masih sendiri, mereka bisa memulai lagi hubungan yang sempat gagal. Dan yang membuat saya tersenyum adalah saat Timur bertanya kapan tepatnya setelah 5 tahun? Aggi menjawab dengan santai “saat kamu mendengar suara tawaku”. Aah.. dasar Aggi… Kemudian saat akhirnya Timur ‘mendengar’ suara tawa Aggi setelah lima tahun yang dijanjikan, Timur menagih janji Aggi. Aggi yang masih sendiri kemudian memberi syarat tambahan bagi Timur untuk mendengarkan kisah perjalanan cinta Aggi dengan beberapa laki-laki setelah Timur. Aggi memaksa Timur untuk ke Yogyakarta setiap akhir pekan untuk mendengarkan ceritanya. Pada bagian ini, saya benar-benar jatuh cinta dengan Timur, dan gemas luar biasa dengan Aggi. Timur digambarkan dengan sangat dewasa, selalu berusaha mengerti Aggi, walaupun Aggi sangat keras kepala. Saya sangat menyukai bagian pada saat proses pencertiaan Aggi tentang laki-laki yang pernah mengisi hari-harinya. Pemilihan kata dari penulis dalam obrolan mereka sangat natural. Belum lagi dengan setting kota Yogyakarta yang merupakan salah satu kota favorit saya, sangat menambah nilai plus dari novel ini. Segala usaha Timur untuk mendapatkan hati Aggi kembali ternyata belum juga membuahkan hasil, Aggi masih tetap belum mempercayai Timur. Sampai akhirnya Timur mengatakan kalimat yang membuat Aggi luluh “Aku tak bisa janji tak pernah menyakitimu, Aggi. Tapi, kalau pun itu terjadi, aku janji, tak akan pernah meninggalkanmu”. Aiihh… Meleleh deeh… Lalu apakah setelah itu akan happy ending? Hohoho… Tunggu sebentar… Jika saya pikir Aggi yang agak aneh seperti itu saja masih memiliki beberapa teman dekat lagi setelah Timur, lalu bagaimana dengan Timur? Sudah pasti Timur juga sempat memiliki teman dekat, Inda sang penyanyi jazz, namun hubungan mereka juga kandas karena Timur masih selalu mencintai Aggi. Dan Inda ini tentunya tidak akan semudah itu menyerah tentang Timur. Dengan kehadiran Inda tersebut, akan jadi seperti apa ending yang dibuat penulis? Tentu saja akan penuh kejutan seperti semangkuk strawberry yang memiliki banyak rasa, satu buah manis, kemudian asam dan bahkan ada yang hambar. Akhir bahagia yg dirancang oleh penulis mengalir dengan cantik dan natural. Dan saya sangat menyukai percakapan Aggi dan Timur di epilog novel ini “Lalu, aku ini strawberry jenis apa? Manis? Asam? Hambar? Atau bahkan strawberry busuk?” “Kamu bukan strawberry Timur… Kamu adalah rekan untuk memakan semangkuk strawberry” Secara keseluruhan saya sangat menikmati membaca novel ini, bahkan sangat menyukainya, tetapi, ada satu hal yang membuat saya merasa kurang sreg. Tokoh Timur yang digambarkan sangat mendekati sempurna, yang bisa dikatakan bahwa tidak akan mungkin ada di kehidupan nyata, sedikit membuat saya kecewa. Mungkin karena saya sepertinya tidak mungkin dapat bertemu dengan yang seperti Timur… Hehehehe.. Saya juga seorang penggila strawberry, karena menurut saya rasa yang ada pada semangkuk strawberry memang seperti kehidupan, kadang manis, asam, hambar, busuk, tapi kita harus tetap menikmatinya… 
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]