Display Buku
Gajah Mada #1 (Soft Cover)
 
Rp 93.900
Hemat Rp 4.695
Rp 89.205

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari alvian
 
  16 Mar 2008 - 12:19:00

Isi Resensi :
Gajah Mada #1


Membaca novel fiksi sejarah karya Langit Kresna Hariadi berjudul Gajah Mada ini membawa kita ke jaman pemerintahan Jayanegara sewaktu dikudeta oleh Ra Kuti. Ra Kuti adalah sebutan/singkatan dari Rakrian Kuti, sebuah anugerah dari Prabu Jayanegara menjadikan namanya menjadi Rakrian Dharma Putra Winehsuka yang membuat mereka menjadi anak emas kerajaan di jaman itu. Pada jaman yang diceritakan pada buku ini Gajah Mada masih seorang bekel, sebuah pangkat ketentaraan di bawah senopati (belum menjadi sesohor yang diajarkan di buku-buku sejarah yang kita pelajari di sekolahan). Tapi dengan pangkat tersebut Gajahmada menduduki jabatan pimpinan Bayangkara, sebuah pasukan khusus yang melindungi istana, raja dan keluarganya. Pasukan Bayangkara ini terkenal dengan sandi teliknya atau lebih tepat pada masa kini dikenal dengan badan intelijennya atau spionase tingkat tinggi. Ra Kuti atau Rakrian Kuti di novel ini adalah tokoh yang bermuka dua beserta segala kelicikannya. Karena dendamnya kepada Raja Jayanegara yang tidak menaikkannya ke pangkat yang diinginkan, maka dia pun menghasut beberapa temenggung dan beberapa panglima kesatrian untuk menggulingkan Jayanegara. Walaupun didukung oleh para Rakrian dan temenggung serta panglima tersebut, namun atas kecerdikan Gajah Mada dan bantuan Patih Arya Tadah, sang raja Jayanegara dan keluarganya berhasil diselamatkan oleh Gajah Mada dan pasukan bayangkaranya, dan terpaksa diungsikan dari istana menuju tempat yang dirahasiakan oleh Gajah Mada, bahkan kepada anak buahnya di pasukan Bayangkara pun tidak diinformasikannya. Gajah Mada sangatlah piawai dalam memimpin Bayangkaranya, dia berhasil meloloskan dan mengungsikan Prabu Jayanegara dari kejaran Ra Kuti dan sekutunya yang telah mengakibatkan hancurnya tatanan pemerintahan dan masyarakat di kerajaan Majapahit. Namun tidak ada gading yang tak retak, kepiawaian Gajah Mada tersebut ternyata ada yang menggerogotinya yaitu pengkhianatan yang dilakukan oleh orang dalam Bayangkara sendiri yang sempat membuat kericuhan dan kecurigaan antar anggota Bayangkara. Penulis dengan lancar menceritakan alur kejadian lengkap dengan imajinasi yang begitu hidup, penuh dengan kosakata kemiliteran pada waktu itu, seperti deskripsi istana, struktur kemiliteran, persenjataan dan taktik perang seperti brubuh, cakrabyuha, diradameta, supit urang dan banyak lagi. Buku ini pun didalami oleh sang penulis dengan banyak masukan, terutama dari Brigjen (purnawirawan) H. M. Lintang Waluyo atas faktor-faktor sistem kemiliteran yang diangkat oleh sang penulis dalam buku ini. Walaupun sayangnya masih ada beberapa kesalahan penulisan dan penuturan sejarah di dalamnya. Bagaimana akhir cerita novel ini? Berhasilkah Gajah Mada dan pasukan bayangkara mempertahankan dan mengembalikan kekuasaan Majapahit kepada Jayanegara walaupun begitu banyak intrik yang dilakukan oleh Ra Kuti? Sebuah novel fiksi sejarah yang sangat menarik dan wajib dibaca serta dikoleksi.
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]