Maut Di Udara - Death In The Clouds

  • Cover Maut Di Udara - Death In The Clouds
Rp 35.000
Hemat Rp 1.750
Rp 33.250
Judul
Maut Di Udara - Death In The Clouds
Penulis
No. ISBN
978
Tanggal terbit
Desember - 2007
Jumlah Halaman
328
Berat
-
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
110x180mm
Kategori
Mistery-Thriller
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Lokasi Stok
Gudang Penerbit icon-help
Stok Tidak Tersedia

DESCRIPTION

Sementara Pesawat mewah Prometheus meluncur menuju Croydon, Hercule Poirot, dengan matanya yang tajam, mengamati rekan-rekan seperjalanannya. Jane Grey yang cantik dan pemalu Norman Gale yang penuh perhatian Cicely Horbury yang gelisah dan si arkeolog muda Jean Dupont, yang dengan gesit meloncat membunuh lebah yang berdengung di atas kepala para penumpang. Tetapi, baru setelah Madame Giselle ditemukan meninggal di bagian belakang pesawat, Poirot melihat ada lebah lain... lebah palsu yang sebetulnya adalah duri sumpitan, dan ujungnya dilumuri racun. *** *cetak ulang ganti cover*

REVIEW Maut Di Udara - Death In The Clouds

Oleh : ned_ya, 23 Jan 2008-11:17:09

Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating
Anda menyukai kisah detektif seperti Conan ataupun Sherlock Holmes? Saya rasa buku-buku Agatha Christie cocok untuk Anda. Ya, tokoh detektif yang diciptakan Agatha Christie memang luar biasa. Salah satunya adalah tokoh yang ada dalam buku ini adalah Hercule Poirot, seorang yang bertubuh kecil dengan kumis panjang di atas bibirnya. Kali ini kasus yang dihadapinya adalah pembunuhan di dalam sebuah pesawat terbang menuju Croydon yang sedang ia tumpangi.

Perjalanan menuju Croydon akan terasa biasa-biasa saja untuk kesebelas penumpang beserta dua pramugara pesawat Prometheus hingga terjadinya insiden yang menggemparkan. Seorang nyonya rentenir paling terkenal di Paris, Madame Giselle ditemukan meninggal dunia!

Saat ditemukan oleh seorang pramugara, Henry Mitchell, tubuh Madame Giselle sudah kaku dengan semacam sengatan lebah di lehernya. Barang bukti berupa “lebah” palsu yang telah diolesi dengan bisa ular beracun telah ditemukan. Yang menggemparkan adalah bahwa lebah beracun itu tak lain adalah bagian dari senjata suku asli Amerika Selatan di mana lebah tersebut dilepaskan dengan menggunakan suatu sumpitan. Dan sungguh di luar dugaan bahwa sumpitan yang mungkin digunakan telah ditemukan di belakang kursi Hercule Poirot.

Setelah mendarat di Croydon semua orang yang terlibat pembunuhan dilakukan pemeriksaan. Tak ada yang mengaku kenal baik dengan sang nyonya. Bahkan di antaranya mengaku tak pernah mengenal Madame Giselle sebelumnya. Dan empat hari setelah kejadian, dilakukanlah sidang pemeriksaan untuk kasus itu. Ternyata diluar dugaan, saat sidang pemeriksaan, juri sidang sempat mencurigai Poirot sebagai dalang semuanya, namun karena belum ada bukti yang cukup, maka penyelidikan tentang kasus ini pun dilanjutkan.

Kasus diusut, motif-motif yang mungkin dilakukan oleh masing-masing penumpang pesawat pun diselidiki. Bersama sahabatnya, Inspektur Japp dan rekannya Fournier, Poirot menyelidiki selangkah demi selangkah. Mengunjungi kediaman Madame Giselle, mencari tahu keluarga Madame Giselle yang masih hidup, serta mencoba mencari tahu tentang rekan-rekan bisnisnya. Namun semuanya tak membuahkan hasil. Menurut pelayan kepercayaannya, Madame Giselle tak punya keluarga. Hanya ia mempunyai seorang anak perempuan yang tidak diketahui keberadaannya. Bahkan semua bukti transaksi bisnis Madame Giselle telah dibakar oleh sang pelayan berdasarkan perintah sang nyonya kepada pelayannya jika terjadi sesuatu kepada majikannya. Sang pelayan hanya menyerahkan sebuah buku catatan kecil Madame Giselle yang isinya sekilas tidak bermakna. Namun, oleh Poirot, buku tersebut bisa menjadi alat yang akan membantunya mencari petunjuk.

Beberapa di antara penumpang diperkirakan berhubungan dengan Madame Giselle sehubungan dengan profesinya sebagai seorang rentenir. Salah satu dari kesebelas penumpang diyakini telah berbohong.
Lady Horbury yang diketahui kemudian telah meminjam sejumlah besar uang kepada Madame Giselle untuk membayar semua hutang-hutang judinya. Ia bahkan tak mampu melunasi hutangnya. Dan kematian Madame Giselle tentu memberikan keuntungan baginya. Sepasang ayah dan anak Dupont yang belum diketahui memiliki keterkaitan apa dengan Madame Giselle namun karena profesi mereka sebagai arkeolog yang senang mengumpulkan berbagai benda-benda dari setiap negara, ada kemungkinan memiliki sumpitan semacam itu. Seorang penulis cerita fiksi, Mr. Clancy yang pernah menuliskan cerita tentang suku asli Amerika Selatan dan benar-benar mengaku juga memiliki sumpitan seperti barang bukti. Dan Dr. Bryant yang bisa dengan mudah memperoleh bisa ular dengan bantuan rekannya.

Hal yang membuat Poirot terganggu adalah mengapa sumpitan yang digunakan untuk menembakkan “lebah” tersebut tidak dibuang saja melalui ventilasi pesawat sehingga barang bukti pun tak akan pernah ditemukan. Dan bagaimana mungkin seseorang meniupkan sumpitan tersebut ke arah Madame Giselle tanpa terlihat oleh orang lain. Inilah yang mengejutkan dari buku ini. Ternyata sumpitan tersebut memang dengan sengaja ditunjukkan oleh pelaku dengan tujuan mengecoh penyelidikan. Lalu bagaimana cara pelaku sesungguhnya menaruh seekor “lebah” beracun itu tepat di leher Madame Giselle?

Kemunculan seorang gadis muda bernama Anne Morisot yang tak lain adalah putri dari Madame Giselle. Namun sayang, Anne Morisot harus mengalami nasib yang sama seperti ibunya. Saat akan meninggalkan kota, ia ditemukan meninggal dunia di dalam sebuah kapal yang akan ditumpanginya dalam keadaan memegang gelas yang berisi racun asam hidrosianida. Namun kematian putrinya ini justru mengungkap semua misteri pembunuhan Madame Giselle. Kematian ini membuka petunjuk besar bagi Poirot untuk menangkap sang pelaku.

Tak ada sidik jari, dan tak ada saksi. Namun kebohongan tetaplah kebohongan. Semua akan terbongkar cepat ataupun lambat. Siapakah dalang di balik semua kejadian ini? Dan apa motif sang pelaku melakukan pembunuhan terhadap ibu dan anak ini? Suatu pembunuhan tertutup yang begitu mengesankan. Pembaca dibuat penasaran dengan jalannya cerita. Suatu cerita yang membuat pembaca ikut berpikir dan mengira-ngira siapa pelaku di balik pembunuhan nyonya rentenir tersebut. Jika Anda menyukai sesuatu yang membuat Anda tak dapat melepaskan buku dari tangan Anda karena begitu penasaran terhadap jalan cerita, saya yakin buku Death in The Clouds bisa menjadi pilihan yang tepat.

ABOUT AUTHOR

Agatha Christie adalah penulis dengan penjualan terlaris sepanjang masa. Beliau telah menulis 66 novel kriminal dan koleksi cerita, 14 drama dan 6 novel tambahan dalam nama samaran. Bukunya telah terjual lebih dari 1 milyar kopi dalam bahasa inggris dan 1 milyar kopi dalam terjemahan. Untuk menghargai hasil karya literatur beliau yang banyak, Beliau dinobatkan sebagai Commander of the Order of the British Empire pada tahun 1956. Tahun berikutnya, Beliau menjadi Presiden dari the Detection Club.

(dirangkum dari Goodreads oleh Team Bukukita)


WHY CHOOSE US?

TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Mistery-Thriller terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya

Produk digital

Karya Agatha Christie lainnya:

Buku sejenis lainnya

Buku terbitan Gramedia Pustaka Utama lainnya:

WorkLess, EarnMore the trilogy Part 1
Buku Who The Hell Are You? Buku Personal Branding
Buku pengembangan Diri Januari 2020
Buku Populer & Terlaris 2020