Warisan Kepemimpinan Jawa Untuk Bisnis

DESCRIPTION

Kepemimpinan selalu merupakan proses dua arah, yaitu interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin adalah orang yang bekerja untuk melayani orang-orang atau bawahan yang ia pimpin,
dengan cara memberi saluran dan kesempatan bagi bawahannya untuk memperjuangkan kepentingan mereka dalam suasana kompetisi yang sehat.
(Dr. Ing.H. Fauzi Bowo, Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta)

Buku mengenai menyiapkan pemimpin ini sangat langka dan merupakan suatu referensi yang berharga karena merupakan pengalaman penulis sebagai pemimpin di perusahaan baik di dalam negri maupun luar negri. Buku ini menjadi lebih menarik karena mengupas manajemen yang didasari oleh filsafat Jawa yang merupakan budaya yang adi luhung.
(Dr Hj BRA Mooryati Soedibyo, Wakil Ketua MPR RI 2004-2009, CEO Kelompok Usaha Mustika Ratu)

Bagi semua pihak yang berkehendak menjadi pemimpin, di lini dan sektor apa pun layak membaca buku ini sebagai salah satu pegangan dan pembelajaran.
(Pandu Djajanto, Staf Ahli Menteri Negara BUMN Bidang Tata Kelola Perusahaan)

Buku ini menjadi unik karena ditulis oleh praktisi, dengan gaya bahasa yang komunikatif. Menurut saya, buku ini menjadi terobosan akan kemungkinan gaya manajemen baru karena banyak dibahas prinsip-prinsip manajemen berdasarkan kultur penulis yang kebetulan adalah orang Jawa. Menjadi menarik lagi karena dibahas juga beberapa kasus mengenai kinerja yang baik.
(Dr. Ir. Irnanda Laksanawan, MSc. Eng., Ketua Umum Indonesia Performance Management Society)

Buku ini sangat menarik untuk dibaca dan menjadi referensi karena banyak mengupas sikap batin yang diperlukan oleh seorang pemimpin dalam menjaga "keseimbangan" di suatu organisasi dengan melakukan kegiatan bisnis yang perlu mempertimbangkan kepentingan mitra bisnis, peluang dan risiko secara seimbang.
(Prof.Dr. Bambang S Brodjonegoro, Direktur Islamic Development Bank, Jedah)

Dalam perjalanan sejarah, nation and character building bangsa Indonesia sejak zaman kolonial Belanda, melalui zaman pendudukan Jepang, dan zaman perjuangan kemerdekaan, setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, beberapa pemuda pribumi berkesempatan mengikuti pendidikan perwira KNIL di negri Belanda yang berfalsafah azas pendidikan "Kennis is macht, maar karakter is meer (ilmu pengetahuan adalah kekuatan akan tetapi akhlak bernilai lebih)"
(Letjen TNI (Purn) Purbo S Suwondo, Mantan Dubes RI di PBB New York tahun 1978 s/d 1981, Ketua Umum Legiun Veteran RI tahun 2002 s/d 2007)